.

Selasa, 28 Februari 2017

Kisah Nabi Syuaib A.S


Genealogi

Menurut sejarah Islam, Syuaib memiliki nasab sebagai berikut, Syu'aib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin ʿAbir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh. Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai Yitro, dan menjadi bapak mertua Musa dalam ajaran Samawi, karena Musa telah menikahi putrinya yang bernama Saffurah (Safrawa). Saffurah kemudian melahirkan 2 putra bagi Musa. Seorang putra Rehuel, Hobab kemudian ikut Musa pergi ke tanah Kanaan. Setelah orang Israel masuk ke tanah Kanaan, keturunannya diberi sebidang tanah dan tinggal di tengah-tengah orang Israel.

Biografi

Menurut Islam, Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.
Dia diyakini merupakan cicit laki-laki Ibrahim. Dia diutus sebagai nabi untuk kaum Madyan untuk memperingatkan mereka karena kecurangan-kecurangan mereka. Ketika mereka tidak menyesali perbuatannya, Allah menghancurkan kaum tersebut.

Kaum Madyan

Umat muslim meyakini bahwa Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinaikepada kaum Madyan dan Aykah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga dikenal sebagai kaum kafir yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyembah berhala bernama al-Aykah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan atau pepohonan yang lebat.
Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran agama, namun kaumnya tidak menghiraukannya. Syu'aib menceritakan pada kaumnya kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan Luthyang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan, akhirnya Allah menghancurkan kaum Madyan dengan bencana melalui doa Syu'aib.

Dakwah

Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima ejekan masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun, Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia tidak pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedarah dengan mereka. Hal ini memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah ia diangkat menjadi rasul Allah yang diutus bagi kaumnya sendiri. Nabi Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai mendapat ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penyihir dan pesulap ulung.

Balasan Allah

Nabi Syu'aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia berdoa kepada Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan doa Syu'aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap.
Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.

Dalam Al-Qur'an

Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 17 kali yang terdapat dalam :
Surat Al A’Raaf sebanyak 5 kali yaitu ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
Ayat 85
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖفَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Kami juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan. Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada Allah dan kebenaran yang nyata. (85)
Ayat 88
 قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
Begitulah dakwah Syu'ayb kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela dalam kebatilan. Para pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima kebenaran menghadapi Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan mengeluarkanmu beserta orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, dan akan kami usir kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari siksa ini, kecuali kalau kalian mengikuti agama kami yang telah kalian tinggalkan." Lalu Syu'ayb menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada agamamu, padahal kami tidak menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu akan terjadi." (88)
Ayat 90
وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَّخَاسِرُونَ
Sampai di sini, kaum Syu'aib merasa putus asa menundukkan Syu'ayb dan pengikutnya. Mereka tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas pengikut Syu'ayb akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya dalam berdakwah. Karena itulah para pembesar mereka yang kafir beralih kepada pengikut mereka, mengancam mereka dengan mengatakan, "Demi Tuhan, jika kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan menerima ajakannya, maka sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan dan kekayaan kalian dengan mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh leluhur kalian." (90)
Ayat 92
الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۚ الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ
Inilah siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia dan akhirat. (92)
Ayat 93
فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ ۖ فَكَيْفَ آسَىٰ عَلَىٰ قَوْمٍ كَافِرِينَ
Inilah siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia dan akhirat. (92)
Surat Hud sebanyak 7 kali yaitu ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94.
Ayat 84
 وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ
Sesungguhnya Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab, siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu mendurhakai-Nya. (84)
Ayat 85
وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Wahai kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran barang yang kalian jual secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi atau melebihkannya. Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada pada barang itu. Dan jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi dengan merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta menjadikan kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak benar. (85)
Ayat 87
قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal." (87)
Ayat 88
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّـهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Syu'aib berkata, "Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian jika aku memiliki bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi rezeki yang baik sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku menyembunyikan sesuatu yang harus kusampaikan kepada kalian, seperti perintah meninggalkan penyembahan berhala, menepati timbangan dan takaran, perintah meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak ingin melakukan apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan larangan, aku hanya menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha dan kesanggupanku. Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali dengan pertolongan dan dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal. Dan juga hanya kepada-Nyalah aku kembali. (88)
Ayat 91
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ
Mereka berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu." (91)
Ayat 92
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Syu'aib menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya. (92)
Ayat 94
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Ketika perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini. (94)
Surat Asy Syu'araa' sebanyak 3 kali yaitu ayat 177, 188, dan 189.
Ayat 177
إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Syu'ayb berkata kepada penduduk Aykah, "Apakah kalian tidak takut kepada Allah dan beriman kepada-Nya?" Dengan segera mereka langsung mendustakannya. (177)
Ayat 188
قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Syu'ayb berkata, "Tuhanku Maha Mengetahui kemaksiatan yang kalian lakukan, dan kalian berhak mendapatkan azab. Dia akan menimpakan azab itu kepada kalian pada saat yang telah ditentukan." Ucapan ini mencerminkan kepasrahan Syu'ayb kepada Allah. Tujuannya tidak lain untuk memperingatkan mereka.(188)
Ayat 189
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Akan tetapi, mereka tetap bersikukuh mendustakan Syu'ayb. Lalu Allah menurunkan kepada mereka cuaca yang sangat panas, sehingga membuat mereka berlarian tanpa membawa naungan apa-apa. Tatkala mereka semua berkumpul di bawah naungan awan, Allah menimpakan kepada mereka gumpalan-gumpalan api. Mereka pun binasa di hari yang luar biasa dahsyat itu. (189)
Surat Al ‘Ankabuut sebanyak 2 kali yaitu ayat 36 dan 37.
Ayat 36
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَارْج#1615;وا الْيَوْمَ الْآخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Allah telah mengirimkan seorang rasul kepada penduduk Madyan, yaitu Nabi Syu'ayb. Dia menyerukan mereka kepada ketauhidan dan beribadah kepada Allah, takut kepada hari akhir dan melakukan apa yang mendatangkan pahala Allah sebagaimana yang mereka harapkan, serta melarang mereka untuk terus- menerus melakukan perusakan bumi. (36)
Ayat 37
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Lalu mereka mendustakan dan mendurhakainya. Maka Allah menghancurkan mereka dengan gempa sangat keras yang meruntuhkan rumah-rumah mereka dan menimpa diri mereka sehingga mereka mati bergelimpangan. (37)
Sementara untuk kisah Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 40 kali yang dibagi dalam:
Keburukan kaum Syu'aib: 
Surat Al A’Raaf:85-86, 
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖفَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ۞ وَلَا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
Kami juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan. Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada Allah dan kebenaran yang nyata. (85) Janganlah kalian duduk di setiap jalan kebenaran, petunjuk dan amal saleh dengan menakut-nakuti orang yang akan menempuh jalan itu. Dengan begitu kalian berarti telah menghalangi para pencari kebenaran untuk mencapai tujuannya. Mereka itu adalah ahl al-îmân (orang-orang yang memiliki keimanan yang benar) yang percaya kepada Allah. Sementara kalian menginginkan jalan yang bengkok. Ingatlah ketika jumlah kalian sedikit, lalu Allah jadikan jumlah kalian banyak berkat konsistensi kalian dalam mencari keturunan dan harta. Petiklah pelajaran dari kesudahan orang-orang yang sebelum kalian yang merusak. (86)
Surat Hud:84-85,
 وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ ۞ وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Sesungguhnya Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab, siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu mendurhakai-Nya. (84) Wahai kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran barang yang kalian jual secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi atau melebihkannya. Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada pada barang itu. Dan jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi dengan merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta menjadikan kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak benar. (85)
Surat Hud 87,
قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal." (87)
Surat Hud 91-92, 
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ ۞ قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Mereka berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu." (91)Syu'aib menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya. (92)
Surat Asy Syu'araa':181-183.
 أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ ۞ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ۞ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Penduduk Aykah itu juga diperintahkan oleh Syu'ayb untuk memberikan timbangan secara utuh, karena pada mereka terdapat kebiasaan memberikan timbangan yang tidak adil dan merugikan orang lain. (181) Syu'ayb melanjutkan, "Dan timbanglah sesuatu dengan timbangan yang sempurna, sehingga orang-orang dapat mengambil haknya secara adil dan benar. (182) Janganlah kalian kurangi apa yang menjadi hak orang lain, dan jangan pula membuat kerusakan di muka bumi dengan membunuh, menyamun, melakukan tindak kejahatan dan mengikuti hawa nafsu yang rendah. (183)
Diutus ke Ashabul-Aikah: 
Surat Al Hijr:78
وَإِن كَانَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ لَظَالِمِينَ
Seperti pendustaan kaum Lûth, penduduk kota yang ditumbuhi pepohonan lebat dan berbuah juga mendustakan rasul mereka. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar zalim dalam akidah dan hidup bermasyarakat. (78)
dan Surat Asy Syu'araa':178.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
"Sesungguhnya aku diutus oleh Tuhan semesta alam kepada kalian untuk menyampaikan petunjuk dan kebenaran. Dan aku terpercaya untuk menyampaikan risalah-Nya ini kepada kalian. (178)
Dakwah nabi Syu'aib kepada kaumnya: 
Surat Al A’Raaf:85-90,
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖفَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ۞ وَلَا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ ۞ وَإِن كَانَ طَائِفَةٌ مِّنكُمْ آمَنُوا بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ وَطَائِفَةٌ لَّمْ يُؤْمِنُوا فَاصْبِرُوا حَتَّىٰ يَحْكُمَ اللَّـهُ بَيْنَنَا ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ ۞  قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ ۞ قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّـهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُم بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّـهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَن نَّعُودَ فِيهَا إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّـهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى اللَّـهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ ۞ وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَّخَاسِرُونَ
Kami juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan. Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada Allah dan kebenaran yang nyata. (85) Janganlah kalian duduk di setiap jalan kebenaran, petunjuk dan amal saleh dengan menakut-nakuti orang yang akan menempuh jalan itu. Dengan begitu kalian berarti telah menghalangi para pencari kebenaran untuk mencapai tujuannya. Mereka itu adalah ahl al-îmân (orang-orang yang memiliki keimanan yang benar) yang percaya kepada Allah. Sementara kalian menginginkan jalan yang bengkok. Ingatlah ketika jumlah kalian sedikit, lalu Allah jadikan jumlah kalian banyak berkat konsistensi kalian dalam mencari keturunan dan harta. Petiklah pelajaran dari kesudahan orang-orang yang sebelum kalian yang merusak. (86) Jika ada sekelompok orang di antara kalian yang beriman kepada kebenaran yang aku bawa dan ada sekelompok lain yang tidak beriman, maka tunggulah sampai Allah menetapkan hukum-Nya di antara dua kelompok tersebut. Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya. (87) Begitulah dakwah Syu'ayb kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela dalam kebatilan. Para pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima kebenaran menghadapi Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan mengeluarkanmu beserta orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, dan akan kami usir kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari siksa ini, kecuali kalau kalian mengikuti agama kami yang telah kalian tinggalkan." Lalu Syu'ayb menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada agamamu, padahal kami tidak menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu akan terjadi." (88)Syu'ayb menolak keras keinginan mereka agar kembali kepada agama mereka semula. Ia berkata, "kalau kami kembali kepada agama kalian setelah Allah menunjuki kami jalan yang benar, maka berarti kami berdusta kepada Allah. Tidak pantas bagi kami menjatuhkan pilihan untuk kembali kepada agama kalian, kecuali kalau Allah menghendaki itu. Tetapi tidak mungkin itu terjadi. Sebab Dia adalah Tuhan kami yang Maha Mengetahui keadaan kami. Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan segala urusan dengan melaksanakan semua kewajiban. Ya Tuhan kami, pisahkanlah antara kami dan kaum kami dengan kebenaran yang pernah Engkau lakukan dahulu untuk memisahkan antara orang-orang yang membenarkan dan mengadakan perbaikan dan orang-orang yang melakukan kebatilan dan kerusakan." (89) Sampai di sini, kaum Syu'aib merasa putus asa menundukkan Syu'ayb dan pengikutnya. Mereka tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas pengikut Syu'ayb akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya dalam berdakwah. Karena itulah para pembesar mereka yang kafir beralih kepada pengikut mereka, mengancam mereka dengan mengatakan, "Demi Tuhan, jika kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan menerima ajakannya, maka sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan dan kekayaan kalian dengan mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh leluhur kalian." (90)
Surat Al A’Raaf 93, 
فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ ۖ فَكَيْفَ آسَىٰ عَلَىٰ قَوْمٍ كَافِرِينَ
Ketika Syu'ayb melihat kehancuran yang menimpa mereka, ia berpaling dari mereka dan berkata sambil melepaskan tanggung jawab, "Aku telah sampaikan kepada kalian pesan-pesan Tuhan yang dapat membawa kepada kebaikan jika kalian lakukan. Dan aku telah berusaha keras memberikan nasihat yang dapat menyelamatkan kalian dari hukuman Allah. Bagaimana aku akan bersedih hati melihat penderitaan orang-orang yang kafir? Itu tidak akan terjadi. Sebab aku sudah berusaha keras memberikan petunjuk dan berupaya menyelamatkan mereka, tetapi mereka malah memilih kehancuran. (93)
Surat Hud:84,
 وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ
Sesungguhnya Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab, siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu mendurhakai-Nya. (84)
Surat Hud 86-87,
بَقِيَّتُ اللَّـهِ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ۚ وَمَا أَنَا عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ ۞ قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ
Keuntungan yang tersisa untuk kalian berupa harta halal yang diberikan Allah kepada kalian jauh lebih baik dari sekadar harta haram yang kalian kumpulkan, jika kalian beriman kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Maka, lakukanlah introspeksi terhadap diri kalian. Jadikanlah Allah sebagai Pengawas kalian. Aku bukanlah pengawas yang menghitung dan memvonis amal perbuatan kalian." (86) Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal." (87)
Surat Hud 89-90,
وَيَا قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَن يُصِيبَكُم مِّثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ ۚ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِّنكُم بِبَعِيدٍ ۞وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ
Wahai kaumku, jangan sampai perselisihan yang terjadi antara aku dan kalian membuat kalian keras kepala dan terus dalam kekufuran yang menyebabkan kalian tertimpa azab seperti yang ditimpakan atas kaum Nûh, atau kaum Hûd, atau kaum Shâlih. Masa, tempat dan kehancuran kaum Lûth, juga tidak jauh dari kalian. Maka petiklah pelajaran dari itu semua agar kalian tidak ditimpa azab seperti mereka. (89)Mohonlah kepada Allah agar Dia mengampuni segala dosa kalian. Kemudian bertobatlah kepada Allah dengan rasa menyesal dan memohon ampunan setiap kali berbuat dosa. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pencinta, dan selalu mengampuni dan menyukai hamba-hamba-Nya yang bertobat. (90)
Surat Hud 92-93, 
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۖ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ ۞ وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ ۖ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ
Syu'aib menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya. (92) Wahai kaumku, kerjakanlah apa yang kalian mampu dan sanggup lakukan. Meskipun kalian tidak mendengar nasihatku, aku akan tetap melakukan apa yang berlawanan dengan yang kalian lakukan. Kalian akan tahu, siapa di antara kita yang akan mendapat siksaan hina, dan siapa di antara kita yang berbohong; akukah yang mengingatkan kalian dari siksa, ataukah kalian yang mengancam akan mengusirku dari negeri ini? Tunggulah apa yang akan terjadi. Aku pun juga menunggu bersama kalian." (93)
Surat Asy Syu'araa':176-184, 
كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ ۞ إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ ۞ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ ۞ فَاتَّقُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُونِ ۞ وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞  أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ ۞ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ۞ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ ۞ وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ
Inilah kisah Syu'ayb dan penduduk Aykah, penghuni suatu lahan yang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang di dekat kota Madyan. Kepada penduduk Aykah ini, Allah telah mengutus Syu'ayb yang juga diutus ke Madyan. Tetapi mereka telah mendustakan seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka--karena kesamaan prinsip dakwah seluruh rasul--berarti telah mengingkari semua risalah.(176) Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Syu'ayb berkata kepada penduduk Aykah, "Apakah kalian tidak takut kepada Allah dan beriman kepada-Nya?" Dengan segera mereka langsung mendustakannya. (177) "Sesungguhnya aku diutus oleh Tuhan semesta alam kepada kalian untuk menyampaikan petunjuk dan kebenaran. Dan aku terpercaya untuk menyampaikan risalah-Nya ini kepada kalian. (178) Maka waspadalah kalian akan siksa Allah. Patuhilah aku dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menyucikan diri kalian dari dosa. (179) Aku tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari kalian. Imbalanku akan kudapatkan secara utuh--sesuai dengan amal perbuatanku--dari Tuhan semesta alam." (180) Penduduk Aykah itu juga diperintahkan oleh Syu'ayb untuk memberikan timbangan secara utuh, karena pada mereka terdapat kebiasaan memberikan timbangan yang tidak adil dan merugikan orang lain. (181) Syu'ayb melanjutkan, "Dan timbanglah sesuatu dengan timbangan yang sempurna, sehingga orang-orang dapat mengambil haknya secara adil dan benar. (182) Janganlah kalian kurangi apa yang menjadi hak orang lain, dan jangan pula membuat kerusakan di muka bumi dengan membunuh, menyamun, melakukan tindak kejahatan dan mengikuti hawa nafsu yang rendah. (183) Dan berhati-hatilah akan azab Allah, Tuhan yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang kuat dan sombong sebelum kalian." (184)
Surat Al ‘Ankabuut:36.
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الْآخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Allah telah mengirimkan seorang rasul kepada penduduk Madyan, yaitu Nabi Syu'ayb. Dia menyerukan mereka kepada ketauhidan dan beribadah kepada Allah, takut kepada hari akhir dan melakukan apa yang mendatangkan pahala Allah sebagaimana yang mereka harapkan, serta melarang mereka untuk terus- menerus melakukan perusakan bumi. (36)
Cobaan nabi Syu'aib: 
Surat Al A’Raaf:87-90, 
وَإِن كَانَ طَائِفَةٌ مِّنكُمْ آمَنُوا بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ وَطَائِفَةٌ لَّمْ يُؤْمِنُوا فَاصْبِرُوا حَتَّىٰ يَحْكُمَ اللَّـهُ بَيْنَنَا ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ ۞  قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ ۞ قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّـهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُم بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّـهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَن نَّعُودَ فِيهَا إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّـهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى اللَّـهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ ۞ وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَّخَاسِرُونَ
Jika ada sekelompok orang di antara kalian yang beriman kepada kebenaran yang aku bawa dan ada sekelompok lain yang tidak beriman, maka tunggulah sampai Allah menetapkan hukum-Nya di antara dua kelompok tersebut. Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya. (87) Begitulah dakwah Syu'ayb kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela dalam kebatilan. Para pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima kebenaran menghadapi Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan mengeluarkanmu beserta orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, dan akan kami usir kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari siksa ini, kecuali kalau kalian mengikuti agama kami yang telah kalian tinggalkan." Lalu Syu'ayb menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada agamamu, padahal kami tidak menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu akan terjadi." (88)Syu'ayb menolak keras keinginan mereka agar kembali kepada agama mereka semula. Ia berkata, "kalau kami kembali kepada agama kalian setelah Allah menunjuki kami jalan yang benar, maka berarti kami berdusta kepada Allah. Tidak pantas bagi kami menjatuhkan pilihan untuk kembali kepada agama kalian, kecuali kalau Allah menghendaki itu. Tetapi tidak mungkin itu terjadi. Sebab Dia adalah Tuhan kami yang Maha Mengetahui keadaan kami. Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan segala urusan dengan melaksanakan semua kewajiban. Ya Tuhan kami, pisahkanlah antara kami dan kaum kami dengan kebenaran yang pernah Engkau lakukan dahulu untuk memisahkan antara orang-orang yang membenarkan dan mengadakan perbaikan dan orang-orang yang melakukan kebatilan dan kerusakan." (89) Sampai di sini, kaum Syu'aib merasa putus asa menundukkan Syu'ayb dan pengikutnya. Mereka tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas pengikut Syu'ayb akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya dalam berdakwah. Karena itulah para pembesar mereka yang kafir beralih kepada pengikut mereka, mengancam mereka dengan mengatakan, "Demi Tuhan, jika kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan menerima ajakannya, maka sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan dan kekayaan kalian dengan mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh leluhur kalian." (90)
Surat Hud:87-88
قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَن نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَن نَّفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ ۖ إِنَّكَ لَأَنتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ ۞ قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّـهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal." (87) Syu'aib berkata, "Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian jika aku memiliki bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi rezeki yang baik sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku menyembunyikan sesuatu yang harus kusampaikan kepada kalian, seperti perintah meninggalkan penyembahan berhala, menepati timbangan dan takaran, perintah meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak ingin melakukan apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan larangan, aku hanya menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha dan kesanggupanku. Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali dengan pertolongan dan dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal. Dan juga hanya kepada-Nyalah aku kembali. (88)
Dan Surat Hud 91, 
قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِّمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا ۖ وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ ۖ وَمَا أَنتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ
Mereka berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu." (91)
Surat Asy Syu'araa':176,
كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ
Inilah kisah Syu'ayb dan penduduk Aykah, penghuni suatu lahan yang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang di dekat kota Madyan. Kepada penduduk Aykah ini, Allah telah mengutus Syu'ayb yang juga diutus ke Madyan. Tetapi mereka telah mendustakan seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka--karena kesamaan prinsip dakwah seluruh rasul--berarti telah mengingkari semua risalah.(176)
Surat Asy Syu'araa'185-188, 
قَالُوا إِنَّمَا أَنتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ ۞ وَمَا أَنتَ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَإِن نَّظُنُّكَ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ ۞ فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِّنَ السَّمَاءِ إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ ۞ قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Mereka berkata, "Kamu hanyalah salah seorang yang dipengaruhi oleh kekuatan sihir, sehingga akal sehatnya menjadi hilang.(185) Lagi pula kamu adalah manusia biasa seperti kami. Mengapa kamu merasa lebih istimewa dari kami untuk menyampaikan risalah? Kami yakin kamu tidak lain hanyalah salah seorang pembohong besar. (186)Jika kamu benar-benar membawa risalah, mengapa tidak dijatuhkan kepada kami suatu bentuk azab dari langit?" Demikianlah, permintaan ini menyiratkan betapa kukuhnya pengingkaran mereka. (187) Syu'ayb berkata, "Tuhanku Maha Mengetahui kemaksiatan yang kalian lakukan, dan kalian berhak mendapatkan azab. Dia akan menimpakan azab itu kepada kalian pada saat yang telah ditentukan." Ucapan ini mencerminkan kepasrahan Syu'ayb kepada Allah. Tujuannya tidak lain untuk memperingatkan mereka.(188)
Surat Shaad:12-13,
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الْأَوْتَادِ ۞وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ ۚ أُولَـٰئِكَ الْأَحْزَابُ
Sebelum mereka, kaum Nûh, bangsa 'Ad, Fir'aun yang memiliki gedung-gedung megah dan kuat bagai gunung, demikian pula Tsamûd, kaum Nabi Lûth dan kaum Nabi Syu'aib, pemilik pepohonan yang rindang, semuanya telah mendustakan para rasul. Mereka bersekongkol melawan rasul-rasul mereka seperti halnya kaummu. (12–13)
dan Surat Qaaf:12-14.
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ ۞ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ۞ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ ۚ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ
Sebelum mereka, telah banyak umat yang mendustakan para rasul, seperti kaum Nabi Nûh, penduduk Rass, kaum Tsamûd, kaum 'Ad, Fir'aun, kaum Nabi Lûth, penduduk Aykah, dan kaum Tubba'. Mereka semua telah mendustakan para rasul yang diutus kepada mereka. Maka, mereka berhak mendapat siksa kehancuran yang Aku janjikan kepada mereka. (12–14)
Azab kaum Syu'aib: Surat Al A’Raaf:91-92, 
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ ۞الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۚ الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ
Siksa Allah pantas mereka terima. Maka Allah menimpakan mereka gempa bumi yang membuat hati mereka kacau. Lalu matilah mereka, bergelimpangan di rumah-rumah dengan muka terjerumus. (91) Inilah siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia dan akhirat. (92)
Surat At Taubah:70, 
أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ ۚ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّـهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Apakah orang-orang munafik dan kafir tidak mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nûh, 'Ad, Tsamûd, Ibrâhîm, Syu'aib dan kaum Lûth. Kepada mereka diutus rasul-rasul Allah dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Allah, kemudian mereka mendustakan dan mengingkarinya. Maka, masing-masing disiksa oleh Allah karena dosa yang diperbuat, dan semuanya dihancurkan. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya mereka dengan siksaan itu semua, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekufuran dan pembangkangan mereka kepada Allah serta kelayakan mereka atas segala siksaan. Merekalah, sebenarnya yang menganiaya diri sendiri. (70)
Surat Hud:94-95, 
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ ۞ كَأَن لَّمْ يَغْنَوْا فِيهَا ۗ أَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ
Ketika perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini. (94) Selesailah ihwal mereka dan lenyaplah jejak mereka. Seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di negeri itu. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan diambil pelajarannya oleh setiap orang yang berakal. Ingat, penduduk Madyan dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah seperti pendahulu mereka, kaum Tsamûd. (95)
Surat Al Hijr:79, 
فَانتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُّبِينٍ
Maka Kami menurunkan murka Kami kepada mereka. Dan bekas-bekas peninggalan mereka terlihat jelas di jalan, hingga memungkinkan orang yang beriman untuk mengambil pelajaran apabila lewat di depan rumah-rumah mereka. (79)
Surat Asy Syu'araa':189, 
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Akan tetapi, mereka tetap bersikukuh mendustakan Syu'ayb. Lalu Allah menurunkan kepada mereka cuaca yang sangat panas, sehingga membuat mereka berlarian tanpa membawa naungan apa-apa. Tatkala mereka semua berkumpul di bawah naungan awan, Allah menimpakan kepada mereka gumpalan-gumpalan api. Mereka pun binasa di hari yang luar biasa dahsyat itu. (189)
Surat Al ‘Ankabuut:37.
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Lalu mereka mendustakan dan mendurhakainya. Maka Allah menghancurkan mereka dengan gempa sangat keras yang meruntuhkan rumah-rumah mereka dan menimpa diri mereka sehingga mereka mati bergelimpangan. (37)

Makam Syu'aib

Makam Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat kotaMahis dalam area yang disebut Wadi Syu'aib. Situs lain yang dikenal sebagai makam Syu'aib terletak di dekat Horns of Hattin di Lower Galilee. Sebuah tempat ini suci bagi umat Druze.

Tidak ada komentar: