.

Jumat, 14 April 2017

Hari JUM'AT

📿📿📿
يوم  الجمعة

فوائد تختص بسيد الأيام يوم الجمعة

Faedah2 khusus yang diamalkan pada Rajanya Hari yaitu hari JUM'AT.

مستفاد من مجالس الحبيب زين بن سميط والحبيب سالم الشاطري  نفع الله بهما.

Diambil dari majelis2 Al-Habib Zein bin Sumaith dan Al-Habib Salim Asy-Syathiri (Semoga dengan berkat mereka ALLAH berikan kita manfa'at).

١. من قال بعد غسل الجمعة مائة مرة "يامهيمن" رزقه الله المهابة والجلال.

1. Barang siapa setelah mandi sunnah jumat mngucapkan "Yaa Muhaimin" 100kali maka ALLAH akan memberikan rezeki berupa haibah (kemulyaan) dan keluhuran.

٢. من قرأ بين أذاني الجمعة سورة القدر  ٧ مرات قضى الله دينه.

2. Barang siapa membaca surah Al-Qadr 7kali diantara 2 adzan jumat yaitu sesudah adzan yg pertama, maka ALLAH akan menunaikan/melunaskan hutangnya.

٣. من قال ساعة الدعاء  للمؤمنين والمؤمنات في الخطبة "ياغني  يامغني"  أربعين  مرة؛  يقول في رأس كل عشر منها :  أغنني .. إلا وسع الله عليه رزقه.

3. Barang siapa yg saat khatib berdoa untuk kaum mu'minin, ia membaca "Yaa Ghoniyyu yaa mughniy" 40kali, setiap 10kalinya baca aghniniy.. 1kali, maka ALLAH akan meluaskan rezekinya.

٤. من قال بعد صلاة الجمعة ٣٣ مرة "يا باطن" جعله الله من أهل الباطن.

4. Barang siapa yg membaca "Yaa Baathin" 33kali setelah selesai sholat jum'at, maka ALLAH akan menjadikannya ahlil batin.

والله اعلم باالصواب

WALI TANPA NAMA DAN TANPA GELAR


.
Suatu hari aku bertemu dengan orang gila tak jauh dari makam seorang wali, ia ngoceh ga jelas seperti sedang bicara dengan seseorang, dia berbicara seperti ini:
.
"andaikan mereka tahu bahwa ada wali "tanpa nama tanpa gelar" yang memiliki kemampuan seperti wali qutb niscaya mereka akan datang berbondong-bondong mencium tangan wali tanpa nama tanpa gelar tersebut minta di do'akan hajatnya, jika wali tanpa nama tanpa gelar itu telah wafat niscaya mereka akan berlama-lama dipekuburannya berdzikir, berdo'a dan bermuhasabah diri meminta ampun kepada ALLAHU MAHA PENGAMPUN atas dosa-dosa mereka selama ini Andaikan mereka tahu jika mereka sami'na wa athona kepada wali tanpa nama tanpa gelar niscaya ALLAHU SWT akan angkat derajatnya, Namun sayang sekali karena wali tersebut tanpa nama dan tanpa gelar kewalian maka ia seringkali dilupakan dan diabaikan setiap orang" aku yang dengar ocehannya kaget dam bergumam "hahhh??? ada wali tanpa nama tanpa gelar yang kemampuannya seperti wali qutb? Siapakah wali tersebut?"
.
dengan sedikit rasa takut-takut aku dekati dia karena penasaran ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut?
.
lalu terjadi dialog:
.
Aku : maaf mbah tadi saya dengar mbah ada mengoceh panjang lebar dan berbicara tentang wali tanpa nama tanpa gelar, siapakah sebenarnya wali tersebut mbah? mengapa sedemikian hebatnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut hingga kemampuan dan derajatnya hampir menyamai wali qutb?
.
Orang gila tersebut menoleh kearahku dan matanya sedikit melotot lalu berkata :
.
"sampeyan siapa? kamu nguping omonganku yach? Apa pentingnya kamu perlu merasa tahu tentang wali tanpa nama?"
.
Ucapnya dengan nada agak tinggi, Mendengar ucapan suaranya yang agak bernada tinggi terkesan kasar membuat aku sedikit takut dan gentar, lalu berkata :
.
"maaf mbah, bukan maksud saya menyinggung mbah, nama saya jefri, saya seorang muhibbun pecinta para wali-wali ALLAHU, kadang-kadang saya dan teman-teman berziarah ke makam para wali, saya penasaran dan tertarik dengan wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah sebutkan, kalau boleh tahu siapakah wali tersebut mbah?"
.
Orang gila itu tertawa terbahak-bahak dan berkata: "HA HA HA HA HA HAA ..... dasar bocah goblog, namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar, tentu saja aku tidak tahu nama wali tersebut dan apa gelar kewaliannya, kamu ini tampang keliatan pintar tapi ternyata goblog yach, HA HA HA HA HA"
.
JLEEB, terasa menusuk sekali perkataannya dia menyebut aku anak bodoh dan goblog, wajahku merah padam menahan sedikit emosi, sepertinya aku salah sangka kukira orang gila tersebut orang yang bisa diajak dialog, tapi nyatanya dia sebut aku bocah goblog, yach aku memang goblog namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar jadi siapa yang tahu nama wali tersebut? siapa yang tahu gelar wali tersebut sedangkan wali tersebut tanpa gelar?, ach sudahlah sebaiknya kutinggalkan saja dia, aku pun mulai membalikkan badan dan membuang muka dengan wajah masam hendak meninggalkan orang gila tersebut,
.
"Hai jefri mau kemana sampeyan, sampeyan ini bagaimana sudah datang tidak mengucapkan salam, malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, baru diejek begitu saja sudah bermuka masam, apakah mursyidmu yang seorang wali qutb tidak mengajarkanmu untuk mengucapkan salam saat datang dan pergi? apakah mursyidmu yang seorang wali tidak mengajarkanmu untuk bisa bersabar menahan celaan dan hina an?"
.
langkahku terhenti, astaghfirullah .... betul sekali, aku tadi lupa mengucapkan salam sebelum memulai obrolan dan aku juga pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, dan tak kusangka dia menyebut mursyidku seorang wali qutb, sepertinya dia mengenal mursyidku
.
kemudian aku kembali menghampirinya dan berkata "assalammu' alaikum wr. wb. mbah, mohon maaf mbah atas kelancangan saya karena datang dan pergi tanpa mengucapkan salam, sekali lagi saya mohon maaf" (sambil mencoba meraih tangannya untuk menyalami dan mencium tangannya), orang gila itu menepis tanganku seraya berkata "wiss sudah , cukup bilang minta maaf dan tak perlu cium tangan segala"
.
aku jadi salah tingkah, tiba-tiba suasana hening sejenak beberapa menit, aku diam dan diapun diam suasana serasa seperti di kuburan
.
"ngapain kamu masih disini?"
.
tiba -tiba suaranya memecah keheningan, aku agak kaget lalu berkata :
.
"maaf.. anu mbah ... anu" , orang gila itu menyela kalimatku "anu ... anu .... anu-anu apa? ngomong yang jelas jangan ngomong jorok, itu anumu ada disitu, mau pamer dan adu anu? ayo sini aku ladenin, mana anumu? ayo tunjukkan"
.
annnnccur ... mukaku rasanya merah padam, merasa salah tingkah dan bodoh dihadapan orang gila tersebut,
dengan rasa sedikit menahan malu aku tetap memberanikan diri untuk bertanya :
.
"maksud saya bukan anu mbah , maksud saya adalah ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah katakan saat saya mencuri dengar"
.
orang gila bertanya "kamu ini ga pinter pinter juga, sudah berapa lama kamu belajar tassawwuf/spritual?"
.
aku menjawab "sudah sekitar hampir 7 tahun, mbah"
lalu orang gila itu berkata sambil menepuk pahanya :
.
"sudah 7 tahun masa kamu ora mudeng dan tidak tahu wali tanpa nama dan tanpa gelar, memangnya gurumu tidak mengasih tahu?"
.
aku menjawab "saya sering membaca dan mendengar suhbah dari guru saya mbah, tapi saya belum tahu dan belum pernah dengar ada wali tanpa nama dan tanpa gelar, dan guru sayapun tidak pernah menyebutkan siapa wali tersebut?"
.
orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh lalu berkata "sebenarnya gurumu ada menyebutkannya bahkan berulang-ulang kali menyebutkannya hanya saja kamu aja yang ga faham-faham dengan maksud gurumu, lagipula sebutannya wali tanpa nama dan tanpa gelar jelas gurumu tidak tahu nama wali tersebut dan tidak tahu gelar wali tersebut tapi kamu sendiri tahu siapa wali tersebut, bahkan wali tersebut begitu dekat denganmu"
.
aku bergumam dalam hati "apaaa?? aku mengenal wali tersebut? siapa dia?", aku tambah penasaran siapakah wali tersebut yang dimaksud orang gila tersebut lalu aku bertanya :
" maaf mbah , siapakah yang mbah maksud? mbah katakan aku mengenal wali tanpa nama dan tanpa gelar tersebut, bahkan mbah mengatakan wali tersebut dekat denganku , siapakah yang mbah maksud??"
.
orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh "he .. he ... he ... wali tanpa nama dan tanpa gelar itu adalah orangtuamu sendiri, nah sekarang aku tanya kamu memangnya aku kenal siapa nama orangtuamu dan gelar orangtuamu? yach aku mana tahu"
.
aku jadi tambah bingung lalu semakin bertanya-tanya
.
"orangtuaku? maksud mbah orangtuaku adalah wali tanpa nama dan tanpa gelar? mengapa bisa begitu mbah?"
.
orang gila itu mulai menatap mataku dengan tajam , lalu bangkit dari duduknya lalu berkata :
"apakah kau tidak tahu tentang uwaisy al qarni, salah satu sahabat yang tidak pernah bertemu NABI secara fisik dan juga seorang wali? apa yang menyebabkan dia memiliki derajat yang begitu agung hingga namanya terkenal di langit walau dibumi tak ada seorangpun mengenalnya? kau tahu??!! sahabat uwaisy al qarni berkata bahwa ibunya pernah berkata dan mendo'akannya "anakku uwaisy aku tahu hatimu begitu sangat mencintai dan menginginkan dapat bertemu NABI MUHAMMAD SAW, namun kini kau datang padaku dengan wajah dirundung sedih karena tak berhasil menemui RASULULLAH SAW dan kau memilih segera pulang karena memikirkan dan mengkhawatirkan aku ibumu ini nak , dan aku ridho padamu, YA ALLAHU kau MAHA TAHU, saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah ridho pada anakku, maka terimalah ridho ku ya ALLAHU dan ridhoilah anakku uwaisy",
dan apa kau tidak kau tahu bahwa SHULTANUL AWLIYA SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI , dimasa kecilnya ketika dirampok malah berkata jujur tentang kantung emas yang ia bawa, perampok itu heran mengapa ia malah jujur mengatakan kantung emas yang dibawanya padahal setiap orang yang mereka rampok selalu berbohong tentang bawaannya dan berusaha menyembunyikannya dari mereka, lalu kau tahu apa kata SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI? beliau berkata "ketika aku hendak bepergian menuntut ilmu ibuku berpesan "anakku .. bila engkau bertemu dengan siapapun maka jujurlah jangan berbohong, sungguh ibu lebih ridho bila engkau jujur sekalipun engkau harus kehilangan harta dan perbekalanmu daripada kau
harus kehilangan kejujuranmu"
.
aku tersentak kaget, wajahku mulai pucat pasi, teringat olehku salah satu hadist yang menyatakan bahwa kita harus berbuat baik dan berbakti pada orangtua kita sendiri, bahkan RASULULLAH SAW sampai 3 kali menyebut kata "ibumu, ibumu ,ibumu .. lalu ayahmu" , tak kusangka ternyata aku tertipu oleh nafsu dan egoku sendiri, hingga aku tak tahu bahwa selama ini wali tanpa nama yang memiliki kemampuan layaknya wali quthb adalah orangtuaku sendiri ....
.
lalu orang gila berkata kembali :
.
" lihatlah ibumu, berapa lama dia menanggung dirimu dalam perutnya? apakah kau sanggup menahan perih dan pedih seperti dirinya hanya untuk menginginkan kau lahir di dunia hingga bertaruh nyawa agar kau terlahir sehat dan selamat?? bahkan ketika dalam kondisi darurat ia lebih rela menerima kematian agar kau tetap hidup ... apakah kau pernah memikirkan hal ini ?? kekuatan apa yang membuat ibumu sekuat dan setabah itu sebagaimana kekuatan awliya yang sanggup menerima dan menanggung beban yang berat? itu kekuatan ALLAHU SWT yang dianugerahkan kepada ibumu melalui RAHMAN dan RAHIM NYA , ini adalah sumber kekuatan para AWLIYA"
.
aku diam seribu bahasa rasa hati ini ingin menangis sejadi-jadinya, aku serasa dihakimi dalam hari perhitungan ...
lalu orang gila itu berkata lagi "kau bangga dan takjub dengan karomah para wali tapi pernahkah kau banggakan dan takjub dengan karomah ibumu yang ALLAHU SWT anugerahkan kepadamu? pernahkah kau bangga dan takjub dengan karomah ibumu yang mengajarkan berkata-kata ketika masih bayi? tidurnya sedikit karena kau selalu nangis dan rewel sebagaimana para AWLIYA yang tidurnya sedikit karena memikirkan ummat NABI MUHAMMAD SAW yang banyak berkeluh kesah dan merengek .... air susunya seakan akan tak pernah habis setiap kali kau merengek ingin netek , apakah kau tak tahu kalau itu adalah bukti karomah ibumu?, tidakkah kau pernah mendengar kalimat ini
.
"ridho orangtua adalah ridho nya ALLAHU , para awliya mereka menjadi wali quthb dikarenakan ridho dari orangtua mereka, tidakkah kau sadar bahwa do'a dan harapan kedua orangtuamu hampir setara dengan wali quthb?"
.
astaghfirullah ... ampuuunnn .... mendengar celotehan orang gila tersebut seakan petir menyambar seluruh tubuhku, badanku rasanya hancur binasa ... ingin sekali aku rasanya menangis sekuat-kuatnya ...
.
orang gila itu berdiri lalu berkata sambil menunjuk kearahku "lihat dirimu, kelak kau akan jadi seorang bapak, apakah kau tahu karomah bapakmu selama ini? lihat tangannya, lihat punggungnya lihat kulitnya, setiap hari ia membanting tulang agar kau tetap bisa makan, tetap bisa tertawa , tetap tersenyum , bekerja siang dan malam hanya untuk mengabulkan segala macam pinta dan rengekmu, ketika kau kecil dirimu melakukan kesalahan dialah orang yang paling depan membelamu, ketika kau dalam bahaya dia rela menghadapi bahaya itu untuk menyelamatkanmu, dia tanggung bebanmu dan ibumu dipundaknya walau kian rapuh dia tetap berusaha menopang , tidakkah kau sadari bahwa bapakmu itu seorang MUJAHID FISABILILLAH ? yang setiap hari dia berjuang menafkahi kehidupanmu bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun, dia bapakmu adalah MUJAHIDIN kebanggaanmu"
.
ya RABB , aku seperti hancur lebur mendengar ocehan orang gila tersebut, bahkan ternyata selama ini aku yang gila bukan dia, aku melupakan siapa sesungguhnya orangtuaku sendiri, aku melupakan semua yang mereka beri padaku, bahkan aku sering takjub akan pesona dan karomah wali tapi aku tak pernah sadar dengan orangtuaku sendiri yang merupakan wali tanpa nama dan tanpa gelar kewalian, ...
.
sesaat kemudian orang gila itu berlalu meninggalkanku tanpa sepatah katapun .... aku mengikuti dia dari belakang ingin tahu kemana dia pergi ... ternyata dia mendatangi 2 gundukan tanah, dan dia duduk disana .... mulutnya komat kamit seperti orang yang berdialog dan berbicara, namun karena dia menggunakan bahasa daerah yang tidak kumengerti aku tidak tahu apa yang dia ucapkan, lalu sesaat kemudian dia tertawa kebahak-bahak sambil senyam senyum dihadapan 2 gundukan tanah yang ternyata itu tanah kuburan, tapi aku tak tahu kuburan siapa itu namun aku berhusnudzon mungkin itu kuburan seorang wali besar, karena dari celoteh orang gila itu sepertinya dia tahu betul tentang wali jadi aku pikir itu kuburan seorang wali .... tiba-tiba setelah selesai dia tertawa , dia diam .... suasana menjadi hening .... kemudian kulihat dia mulai menangis meneteskan airmata dengan suara terisak-isak, tangisan begitu pilu sampai serasa menyayat hatiku untuk turut menangis ... aku tak tahu apa yang diucapkannya dalam logat daerah, ucapannya seperti sedang curhat pada kuburan tersebut sambil tangannya mengelus - elus kuburan itu, tangisan kian jadi bahkan meraung, aku sedih bercampur bingung karena tak mengerti dengan bahasa yang diucapkannya ... namun akhirnya aku mengerti mengapa dia meraung-raung menangis dikuburan yang kusangkakan seorang wali , ditengah isak tangisnya aku mendengar dia mengucapkan kalimat "mbok ... " , lalu pada kuburan yang sebelahnya dia berkata "mbah ... " , aku jadi ingin menangis sejadi-jadinya .... ternyata itu kuburan orangtuanya , ternyata itu kuburan seorang wali tanpa nama tanpa gelar ... kini aku baru faham mengapa orang-orang mulai menganggap gila, sebab dia sering tertawa, menangis meraung, dan bercakap - cakap sendiri di kuburan ... seandainya aku jadi dia mungkin aku akan sama dengannya menjadi gila karena ditinggal pergi oleh kedua orang paling yang disayangi ...
aku membalikkan badanku ... bergegas ingin pulang kerumah untuk menemui kedua orangtuaku yang masih hidup ... aku merasa beruntung masih memiliki wali tanpa nama tanpa gelar yang masih hidup ....
.
sepanjang jalan aku berdo'a
allahumma firlana dzunubanna waliwalidayya warhamhumma kama robbaya nishagiro ...
.
nb : aku pernah bertengkar dan melawan kepada kedua orangtuaku dulu, tapi ketika aku sadar mereka berdua adalah wali tanpa nama tanpa gelar aku akhirnya sadar merekalah yang selama ini yang melindungi, mengawasi, membimbing, dan berusaha memenuhi kebutuhanku, tanpa mereka aku bukan siapa siapa dan bukan apa-apa, aku bersyukur kesadaranku datang sebelum mereka meninggalkanku, buat teman teman  ku seagama jika "wali tanpa nama tanpa gelar" mu telah tiada kunjungilah mereka , kunjungi .. dan datanglah pada mereka, bawalah hadiah berupa do'a dan hadiah pahala bacaan ALQUR'AN , orang tua kita mungkin bukanlah sosok ternama dan tidak dikenal, mungkin tak pernah sekolah dan tak punya gelar namun mereka adalah wali kalian "wali tanpa nama dan tanpa gelar"
.
khususon untuk kedua orangtua kita birhumati alfatiha ....
.
Dikisahkan oleh : Jefri Nofendi
.
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
.
Silahkan Tag & Share ~

Senin, 10 April 2017

12 HAL YANG DAPAT MEMBUAT RIZKIMU SERET


___________________________________________________
ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻋﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ
ﻳﺸﻜﻮ ﻟﻪ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﺮﺯﻕ ..
Datang seseorang kepada Imam Ali bin Abi Thalib
mengeluhkan kemiskinan dan kekurangan rezeki
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ :ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﻜﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻼﺀ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ
Maka beliau tanyakan;
Apakah kamu suka berbicara saat di kamar
mandi ?
“Tidak” katanya
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻘﻠﻢ ﺍﻇﻔﺎﺭﻙ ﺑﺎﺳﻨﺎﻧﻚ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu suka menggigit kukumu ?
“Tidak ”.
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺴﻤﻲ ﺃﺑﻮﻳﻚ ﺑﺎﺳﻤﻴﻬﻤﺎ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu memanggil kedua orang tuamu dengan nama mreka ?
“Tidak ”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﺮﻙ ﺍﻟﻘﻤﺎﻣﺔ ﻟﻴﻼ ﻓﻰ ﺩﺍﺭﻙ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu membiarkan sampah bermalam dalam rumah ?
“Tidak ”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻨﺎﻡ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻭﺿﻮﺀ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu sering tidur tanpa wudhu?
“Tidak ”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﻘﺪﻡ ﺍﺑﻮﻳﻚ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺸﻲ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu suka berjalan mendahului orang tuamu ?
“Tidak ”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻜﻨﺲ ﺩﺍﺭﻙ ﻟﻴﻼ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu sering menyapu rumah di malam hari?
“Tidak ”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻘﻠﻢ ﺍﻇﻔﺎﺭﻙ ﻳﻮﻡ ﺍﻻﺣﺪ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu memotong kuku di hari minggu?
“Tidak”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺪﻳﻢ ﺍﻟﻠﻌﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﺑﻨﺎﺋﻚ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ
Apakah kamu sering mengutuk anak anakmu?
“Tidak ”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻠﻘﻲ ﺑﺎﻟﺒﺼﺎﻕ ﻓﻰ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﺨﻼﺀ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu membuang ludah ke kamar mandi?
“Tidak”
ﻗﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﺮﻙ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ؟ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ
ﻓﻰ ﺁﺧﺮﻩ ؟
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ
Apakah kamu tidak mengucapkan 'Bismillah' sebelum
makan ataupun Alhamdulillah setelahnya?
“Tidak ”
ﻓﻘﺎﻝ : ﻟﻌﻠﻚ ﻻﺗﺪﻋﻮ ﻻﺑﻮﻳﻚ ﻓﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ؟
ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻧﻌﻢ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻫﻮ ﺫﻟﻚ
Mungkin kamu tidak mendoakan kedua orang
tuamu saat shalat ?
“Iya benar wahai Amirul Mu’miniin..itulah kekurangan saya” Jawabnya
“Itulah penyebab sempitnya rezeki mu”
ucap Sayyidina Ali.
Copas dari Habib RIFKI MUCHDOR ASSEGAF

Minggu, 09 April 2017

Hablumminannas


---------------
_**_

Alkisah ada ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yg kuat sekali tahajudnya. Hampir ber-tahun2 dia tdk pernah absen melakukan sholat tahajud. Pd suatu ketika saat hendak mengambil wudhu utk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yg duduk di bibir sumurnya. Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau ?”. Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah” Abu Bin Hazim kaget sekaligus bangga krn kedatangan tamu malaikat mulia. Dia lalu bertanya, “Apa yg sedang kamu lakukan di sini ?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah” Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yg kau bawa ?” Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba2 pencinta Allah.” Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dlm hati namanya ada disitu. Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku disitu ?” Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yg tdk kenal putusnya. Selalu mengerjakan sholat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam. “Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan ternyata Malaikat itu tdk menemukn nama Abu di dalamnya. Tdk percaya, Abu bin Hazim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul … namamu tdk ada di dalam buku ini !” kata Malaikat. Abu bin Hazim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis se-jadi2nya. “Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dlm tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tdk masuk dlm golongan para hamba pecinta Allah,” ratapnya. Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim ! Bukan aku tdk tahu engkau bangun setiap malam ketika yg lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pd saat orang lain terlelap dlm buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh menulis namamu.” “Apakah gerangan yg menjadi penyebabnya ?” tanya Abu bin Hasyim. “Engkau memang bermunajat kpd Allâh, tapi engkau pamerkan dgn rasa bangga ke- mana2 dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada org sakit atau lapar, tdk engkau tengok dan beri makan. Bgmn mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tdk pernah mencintai hamba2 yg diciptakan Allâh ?” kata Malaikat itu. Abu bin Hasyim spt disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tdklah hanya kpd Allâh semata (hablumminAllâh), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam

_*JANGAN BANGGA DENGAN BANYAK SHALAT,PUASA DAN ZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH  SENANG !!!*_

_*```MAU TAHU APA YANG MEMBUAT ALLAH  SENANG ???*_

*_Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?_*

*_Allah :_*
*_SHOLAT ? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sholat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar._*

*_DZIKIR ? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang._*

*_PUASA ? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri._*

*_Nabi Musa : Lalu apa  yang membuat hatiMu senang Ya Allah ?_*

*_Allah : SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu._*
_Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya. ---Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)---_

*_Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah._*
*_Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya._*
*_Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang  dan bahagia_*

*(Kitab Mukasyafatul Qulub  Karya Imam Al Ghazali)*
Saudaraku seiman sebarkanlah ilmu ini agar makin Barokah.
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
Barokallah.

Jangan lupa hadir di pengajian...tetaplah bersama kelompok yg mengajak pada kebaikan...

Jumat, 07 April 2017

Jasad Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki masih utuh

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
Batal Dipindahkan Karena Jasad Masih Utuh
Jasad Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki (Seorang Wali Allah dan Ahli Hadist) Masih utuh saat ingin di pindahkan oleh warga WAHABI Mekah. Beliau pulang ke rahmatullah pada 15 Ramadhan 1425H bersamaan 29 Oktober 2004, waktu subuh, hari Jumaat.

Setiap jasad yang terkubur di Mekah wajib untuk di bongkar dan dipindahkan untuk menyediakan tempat bagi Mayit yang baru meninggal. Namun apa yang terjadi saat penguasa Mekah yang berkiblat ke Wahabi tersebut memerintahkan untuk membongkar maqam Sayyid Muhammad???

Tahun pertama setelah Beliau meninggal digali, si penggali Maqam sangat terkejut karena didapatinya Jasad yang dikira sudah melebur dengan tanah itu ternyata masih Allah jaga dan utuh.


Tahun berikutnya mereka coba menggalinya lagi, kembali si penggali maqam terkejut bahkan yang menyaksikannya pun ikut terbelalak karena setelah dua tahun terkebur jasad itu masih utuh bahkan rambut dan kuku Sayyid Muhammad kian bertambah panjang jika dibandingkan dengan awal penggalian.

Lima tahun kemudian kembali dilakukan penggalian namun kembali mereka dibuat takjub dengan kuasa Allah yang menjaga para Wali-Nya, Maqam tersebut mengeluarkan aroma yang sangat wangi melebihi Gahru, dan jasad beliau pun masih terlihat rapih dan bertambah rapih seperti ada yang mengganti kafannya, akhirnya penggalian maqam pun dibatalkan.

Sebagian orang yang hadir dan juga si penggali maqam pun akhirnya mengakui kalau ajaran yang di bawa oleh Sayyid memang adalah ajaran yang benar, dan mereka pun akhirnya berpindah menjadi Ahlusunnah Waljama’ah yang di saksikan oleh warga yang lainnya.

Sumber: Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun (Bangil)

Rabu, 05 April 2017

Ketika Asy Syibli Dituduh Bakhil


Dalf bin Jahdar Asy Syibli, atau lebih dikenal dengan nama kunyahnya Abu Bakar Asy Syibli, adalah seorang tokoh dan ulama tasauf yang tinggal di Baghdad pada abad ke 3-4 hijriah. Suatu ketika ia sedang tafakkur, tiba-tiba ia mendengar seruan dalam hatinya, “Engkau bakhil (kikir)??”

Dengan tegas Asy Syibli menolak tuduhan dalam hatinya itu dan berkata (di dalam hati tentunya), “Aku tidak bakhil!!”

Tetapi suara itu terus-menerus ‘menuduhnya’ seperti itu, “Benar, engkau memang seorang yang bakhil!!”

Karena ia tak mampu menghentikan ‘suara-suara’ tuduhan itu, Asy Syibli ber-azam (berniat dengan tekad sangat kuat) dalam hatinya, “Jika aku menerima rizqi pada hari ini, aku akan menyedekahkan semuanya untuk orang miskin yang pertama kali aku temui!!”

Seperti kebanyakan ulama sufi pada zamannya, sebenarnya Asy Syibli tidak pernah menumpuk atau mengumpulkan harta, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi SAW dan para sahabat. Ia hidup sangat sederhana dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah. Bahkan tidak jarang pada malam harinya ia bercelak dicampur dengan garam agar matanya tetap terbuka, agar tidak tertidur, dan makin banyak terisi dengan ibadah demi ibadah.

Tidak begitu lama kemudian, datang seseorang yang menyedekahkan kepadanya uang sebanyak limapuluh dinar. Dinar adalah uang emas, dengan kadar sekitar 22 karat dan berat hampir 4 gram. Jadi 50 dinar adalah hampir 200 gram emas berkadar 22 karat. Dengan kurs sekarang ini, jika harga emas 22 karat adalah Rp 300.000,- per gram, itu berarti sekitar Rp 60 juta. Sesuai dengan yang diniatkannya, ia berjalan berkeliling untuk mencari seorang miskin, untuk memberikan 50 dinar tersebut.

Asy Syibli bertemu dengan seseorang yang buta dan tampak sangat miskin, dengan pakaian sangat sederhana sedang bercukur. Segera saja ia menghampirinya, setelah mengucap salam, ia menyerahkan uang itu semuanya, tidak satu dinar-pun ia menyisakan, walau saat itu ia tidak memiliki apapun, bahkan sekedar untuk makan. Orang yang sedang bercukur itu berkata, “Serahkan saja kepada tukang cukur ini!!” (Yakni, sebagai ongkos mencukur rambutnya).

Asy Syibli berkata, “Wahai tuan, ini adalah uang-uang dinar, dan jumlahnya 50 dinar!!”

Maksud Asy Syibli adalah terlalu banyak jika semunya itu untuk ongkos cukur, mungkin bisa disimpan sendiri oleh orang miskin dan buta itu, untuk memenuhi kebutuhannya dan memudahkan kehidupannya. Orang yang sedang bercukur itu mengangkat kepalanya, dan ‘memandang’ kepada Asy Syibli dengan matanya yang buta, kemudian berkata, “Bukankah telah dikatakan kepadamu, bahwa engkau adalah seorang yang bakhil!!”

Asy Syibli tersentak kaget, tidak disangkanya orang buta itu mengetahui ‘perdebatan’ yang sedang berlangsung dalam hatinya. Dan tidak disangkanya pula bahwa sedikit ‘rasa sayangnya’ untuk menyerahkan 50 dinar itu kepada tukang cukur sebagai bentuk dari rasa bakhilnya. Ia berpaling kepada tukang cukur itu, yang keadaannya-pun tampaknya tidak lebih baik daripada orang buta yang sedang dicukurnya. Tetapi ketika Asy Syibli menyerahkan 50 dinar itu, lagi-lagi ia mendapat ‘tamparan’ untuk yang kedua kalinya. Tukang cukur itu menolaknya dan berkata, “Wahai tuan, sejak orang buta ini duduk di hadapanku minta dicukur, aku telah berniat kepada Allah, tidak akan menerima bayaran apapun. Karena itu aku tidak mau menerima uang itu!!”

Asy Syibli berlalu dari dua orang miskin tersebut dengan menangis, sambil terus mengucap istighfar, kemudian ia membuang uang 50 dinar itu ke laut.

Sholat khusu

Seorang bertanya pada Sayyidil Habib Umar bin Hafidh “Bagaimana agar kita bisa (shalat) khusu’ ?”

Sayyidil Habib Umar bin Hafidh menjawab: ” Seseorang di katakan (sahalat) khusu’ jika memenuhi 6 kriteria, yaitu:

1. (Hudurul Qolb) Hadirnya hati
hadirnya hati harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa untuk kembali lagi, Insya Allah , hati akan terbiasa hudhur.

2. (Tafahhumul Ma’ani)
Memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan.

3. (Al ijlal watta’dzhim )
Adanya rasa mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan.

hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.

4. (Al ijlal watta’dzhim ma’al Haibah)
Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan).
Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut sholat kita tidak di terima oleh Allah

5. ar-Roja’:
Kuatnya harapan bahwa sholat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.

6. Haya’:
Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.

Kemudian Habib Umar bin Hafidz mengatakan, “Jika enam kriteria ini terdapat padamu maka shalat-mu bisa di katakan shalat yang khusyu’.”

Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga bisa mengamalkan resep atau cara shalat khusus’ yang disampaikan oleh Habib Umar bin Hafidz, sebagaimana dijelaskan di atas..

Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyu’ dalam sholat.. Aamiin

Kami Cinta Allah Dan Rasulullah ﷺ
ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِ ﻋَﻠﮱ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪ
Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad, Wa'ala Aali Sayyidina Muhammad.
“ Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad ﷺ"

Jumat, 10 Maret 2017

Bedanya Hutang piutang dan kerja sama,mana yg syari mana yg Riba

Sekedar berbagi..

Buat yang masih bingung membedakan antara hutang piutang (qardh) & kerjasama (mudhorobah;musyarokah), silahkan disimak ilustrasi berikut:

Gimana kabarnya mbak?
Sehat dek, alhamdulillah.

Ini saya selain silaturahmi juga ada perlu mbak.
Apa apa dek...apa yang bisa tak bantu.

Anu..kalau ada uang 20juta saya mau pinjam.
Dua puluh juta? Banyak sekali. Untuk apa dek?

Tambahan modal mbak. Dapat order agak besar, modal saya masih kurang. Bisa bantu mbak?
Mmm..mau dikembalikan kapan ya?

InsyaAllah dua bulan lagi saya kembalikan.
Gitu ya. Ini mbak ada sih 20juta. Rencana untuk beli sesuatu. Tapi kalau dua bulan sudah kembali ya gak apa-apa, pakai dulu aja.

Wah, terimakasih mbak.
Ini nanti mbak dapat bagian dek?

Bagian apa ya mbak?
Ya kan uangnya untuk usaha, jadi kan ada untungnya tuh. Naa..kalau mbak enggak kasih
pinjem kan ya gak bisa jalan usahamu itu, iya kan?
*tersenyum penuh arti*

Oh, bisa-bisa. Boleh saja kalau mbak pengennya begitu. Nanti saya kasih bagi hasil mbak.
Besarannya bisa kita bicarakan.
Lha, gitu kan enak. Kamu terbantu, mbak juga dapat manfaat.

Tapi akadnya ganti ya mbak. Bukan hutang piutang melainkan kerjasama.
Iyaa..gak masalah. Sama aja lah itu. Cuman beda istilah doang.

Bukan cuma istilah mbak, tapi pelaksanaannya juga beda.
Maksudnya??

Jadi gini mbak: kalau akadnya hutang, maka jika usaha saya lancar atau tidak lancar ya saya
tetap wajib mengembalikan uang 20juta itu. Tapi jika akadnya kerjasama, maka kalau usaha
saya lancar, mbak akan dapat bagian laba. Namun sebaliknya, jika usaha tidak lancar atau
merugi maka mbak juga turut menanggung resiko. Bisa berupa kerugian materi→uangnya
tidak bisa saya kembalikan, atau rugi waktu→ kembali tapi lama.

Waduh, kalau gitu ya mending uangnya saya deposito kan tho dek: gak ada resiko apa2, uang
utuh, dapat bunga pula.

Itulah riba mbak. Salah satu ciri2nya tidak ada resiko dan PASTI untung.

Tapi kalau uangku dipinjam si A untuk usaha ya biasanya aku dapet bagi hasil kok dek. 2% tiap
bulan. Jadi kalau dia pinjam 10juta selama dua bulan, maka dua bulan kemudian uangku
kembali 10juta+400ribu.

Itu juga riba mbak. Persentase bagi hasil ngitungnya dari laba, bukan berdasar modal yang disertakan.Kalau berdasar modal kan mbak gak tau apakah dia beneran untung atau tidak.

Dan disini selaku investor berarti mbak tidak menanggung resiko apapun donk. Mau dia untung atau rugi mbak tetep dapet 2%. Lalu apa bedanya sama deposito?

Dia ikhlas lho dek, mbak gak matok harus sekian persen gitu kok.

Meski ikhlas atau saling ridho kalau tidak sesuai syariat ya dosa mbak.

Waduh...syariat kok ribet bener ya.

Ya karena kita sudah terlanjur terbiasa dengan yang keliru mbak. Memang butuh perjuangan untuk mengikuti aturan yang benar. Banyak kalau tidak berkah bikin penyakit lho mbak.hehe.

Hmmm...ya sudah, ini 20juta nya hutang aja. Mbak gak siap dengan resiko kerjasama. Nanti dikembalikan dalam dua bulan yaa.

Iya mbak. Terimakasih banyak mbak. Meski tidak mendapat hasil berupa materi tapi insyaAllah
mbak tetap ada hasil berupa pahala.
Amiiin..

▶▶▶▶▶▶

investasi dunia akhirat

Notes : perhatikan dlm bisnis akad kerjasama kah?? Atau akad peminjaman uang.. ini 2 hukum islam yg berbeda dn efeknya pun di dunia dan akhirat juga berbeda.

“… Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS.Al-baqarah:275)

Sebenarnya apa sih tujuan islam melarang riba? Seharusnya khan asal saling sepakat, saling rela, tidak kena dosa?

Hukum islam itu dibuat untuk mengatur agar manusia mendapatkan kemaslahatan sebesar-besarnya tanpa manusia merugikan siapapun sekecil-kecilnya.

Mari kita bahas contoh LABA dan RIBA agar anda mudah untuk memahami dengan bahasa yang umum:

1. Saya membeli sebuah sepeda motor Rp. 10 Juta dan saya hendak menjual dengan mengambil untung dengan bunga 1% perbulan untuk jangka waktu pembayaran 1 tahun.
Transaksi seperti ini tergolong transaksi RIBAWI.

2. Saya membeli sepeda motor Rp. 10 juta, dan saya hendak menjual secara kredit selama setahun dengan harga Rp. 11.200.000,-. Transaksi ini termasuk transaksi SYARIAH.

Apa bedanya? Khan kalau dihitung2 ketemunya sama Untungnya Rp. 1.200.000?

Mari kita bahas kenapa transaksi pertama riba dan transaksi kedua syar'i.

*TRANSAKSI PERTAMA RIBA,* karena:

1. Tidak ada kepastian harga, karena menggunakan sistem bunga. Misal dalam contoh diatas, bunga 1% perbulan. Jadi ketika dicicilnya disiplin memang ketemunya untungnya adalah Rp. 1.200.000,-. Tapi coba kalau ternyata terjadi keterlambatan pembayaran, misal ternyata anda baru bisa melunasi setelah 15 bulan, maka anda terkena bunganya menjadi 15% alias labanya bertambah menjadi Rp. 1.500.000,-.

Jadi semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk melunasi utang, semakin besar yang harus kita bayarkan.

Bahkan tidak jarang berbagai lembaga leasing ada yang menambahi embel2 DENDA dan BIAYA ADMINISTRASI, maka semakin riba yang kita bayarkan. Belum lagi ada juga yang menerapkan bunga yang tidak terbayar terakumulasi dan bunga ini akhirnya juga berbunga lagi.

2. Sistem riba seperti diatas jelas2 sistem yang menjamin penjual pasti untung dengan merugikan hak dari si pembeli. Padahal namanya bisnis, harus siap untung dan siap rugi.

*TRANSAKSI KEDUA SYARIAH,* karena:

1. Sudah terjadi akad yang jelas, harga yang jelas dan pasti. Misal pada contoh sudah disepakati harga Rp. 11.200.000,- untuk diangsur selama 12 bulan.

2. Misal ternyata si pembeli baru mampu melunasi utangnya pada bulan ke-15, maka harga yang dibayarkan juga masih tetap Rp. 11.200.000,- tidak boleh ditambah. Apalagi diistilahkan biaya administrasi dan denda, ini menjadi tidak diperbolehkan.

Kalau begitu, si penjual jadi rugi waktu dong? Iya, bisnis itu memang harus siap untung siap rugi. Tidak boleh kita pasti untung dan orang lain yang merasakan kerugian.

Nah, ternyata sistem islam itu untuk melindungi semuanya, harus sama hak dan kewajiban antara si pembeli dan si penjual. Sama-sama bisa untung, sama-sama bisa rugi. Jadi kedudukan mereka setara. Bayangkan dengan sistem ribawi, kita sebagai pembeli ada pada posisi yang sangat lemah.

Nah, sudah lebih paham hikmahnya Alloh melarang RIBA?

Kalau menurut anda informasi ini akan bermanfaat untuk anda dan orang lain, silakan share status ini, untuk menebar kebaikan.

Dakwah anda hanya dengan meng-KLIK SHARE/BAGIKAN, maka anda akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca dan  dari yg share melalui anda.
Juga jika dishare lagi anda akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca dari share kawan anda.
Mungkin lebih tepatnya MULTI LEVEL PAHALA, Hehehe

Semoga Bermanfaat
#SyariahKnowledge
#IndonesiaTanpaRiba

Repost by:
Sahabat Hijrah, Silaturahim Sukses Bersama Tahajjud, Komunitas Pengusaha Online,ewinz.tk,grup wa anidaul amin

Kamis, 09 Maret 2017

hikmah dan cerita2 (Adab seorang murid dengan guru)

Oleh : Habib Jindan bin Novel Jindan

Syeikh (itu) ada yang benar ada juga yang palsu, begitu juga para murid, ada murid yang benar benar murid ada juga murid yang palsu, maka tanyakan kepada diri kita,..benarkah kita seorang Thalabul Ilmi (penuntut ilmu),..pantas menyandang sebutan sebagai seorang murid?

Lihat teladan AlHabib Muhammad AlHaddar, beliau guru dari AlHabib Umar bin Hafidh juga guru dari AlHabib Zain bin Sumaith, ketika masih menuntut ilmu di Rubath Tarim ia selalu menghabiskan setiap malamnya bergadang menuntut ilmu, hingga jika kantuk datang maka beliau membasahkan dirinya dengan air hingga hilang kantuknya, bahkan sekali waktu beliau naik ke atap rumahnya untuk menghilangkan kantuknya dan berkata kepada dirinya “Kalau aku jatuh maka aku mati”. Beliau pun tidak mau ada hal yang menganggunya dalam menuntut ilmu, diceritakan jika datang surat dari keluarganya maka beliau tidak membukanya dan disimpan terus seperti itu hingga selesai masa belajar baru dibuka, disitu di surat diterangkan si fulan wafat, si fulan lahir, si fulan menikah dlsbnya, beliau berbuat seperti ini saking takdhimnya dalam menuntut ilmu.

Simak juga bagaimana AlHabib Abdullah bin Abdurrahman bin Syaikh Abubakar bin Salim ketika sampai di Tarim, hari pertama sampai di tempat menuntut ilmu langsung sibuk belajar, zaman dahulu jika seseorang pergi belajar maka membawa kasurnya sendiri, beliau tidak pernah sempat membuka kasurnya, beliau selalu tertidur dalam posisi terduduk lalu bangun subuh dan lanjut lagi esok malamnya dengan keadaan yang sama hal ini pun dilakukan terus menerus hingga 4 tahun, hingga beliau tidak tahu siapa teman di sebelah kamarnya.

AlHabib Abdullah Umar Asy-Syatiri dimana beliau adalah guru dari semua ulama terkenal dizamannya, berkata “Tidak pantas menyebut diri sebagai penuntut ilmu kalau tidak solat tahajud”, bahkan belum bisa dikatakan belajar Fiqih jika belum hafal Zubad dan Nahwu jika belum hafal Alfiah. Perbedaan kita dengan mereka bukan seperti langit dengan bumi, tetapi seperti langit dengan sumur.

Ketahuilah bahwa sebelum seorang menuntut ilmu maka harus di seleksi dulu, jika dilihat oleh guru si murid belum bersih hatinya maka akan dibersihkan dulu hatinya atau pada akhlaknya atau pada kualitas ibadahnya hingga jika sudah bersih dan layak yang akan masuk adalah hanya cahaya ilmu.

Diceritakan datang seorang ke Imam Abdurrahman Al Masyhur ingin menuntut ilmu, sebelum belajar sang Imam menyuruh dulu si calon murid untuk membeli ikan asin basah di pasar, yang disuruh bukan orang sembarangan, seorang anak ulama besar, tidak pernah sekalipun pergi ke pasar, maka si anak tadi meminta wadah untuk dibawa, berkata sang imam masukkan ikan asin tersebut ke lengan bajumu dan bawa kemari…,sampai dipasar ramai orang kedatangan anak seorang ulama besar belanja dipasar, berkata si anak “Saya disuruh guru saya untuk membeli ikan asin basah dan dimasukkan ke lengan baju”, setelah sampai dihadapan sang imam maka berkata “Tadi aku mengujimu karena aku melihat ada kesombongan dalam hatimu dan sekarang kesombongan itu sudah hilang”.

Lihat Sayyidina Abdullah bin Abbas berkata “Saat mencari ilmu agama saya terhinakan orang, susah, capek namun ketika saya sudah di cari orang saya di hormati orang” walaupun tidak bertujuan mencari pujian orang.

Satu saat Sayyidina Zaid bin Tsabit datang ke pemakaman ibunya Sayyidina Abdullah bin Abbas, maka berdiri ia menyambut Zaid bin Tsabit, sahabat Rasulullah yang sedang naik keledai dan menuntunnya, sementara dizaman itu perbuatan seperti ini adalah perbuatan seorang budak, maka berkata Zaid bin Tsabit “Wahai sepupu Nabi lepaskan”, berkata Abdullah bin Abbas “Beginilah kita diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kita”, maka turunlah zaid dari keledainya dan mencium tangan Abdullah bin Abbas sambil berkata “Beginilah kita memperlakukan Ahlulbait Nabi SAW”.

Seseorang kalau gak mau susah gak bakal sampai ke tempat yang tinggi, berkata AlHabib Abubakar Al Adni “Siapa yang takut dengan tantangan tidak akan sampai ke tempat yang tinggi, hakikat yang mahal ada di tempat yang tinggi, buah jika berduri akan menjadi mahal, siapa yang tidak mau menyelam ke dasar lautan tidak akan mendapat mutiara, tidak akan mendapat hadiah anugerah tersebut dan lemah terhadap hal tersebut”

Zaman dulu ada seorang bernama Abdul Jalil, ia bersungguh sungguh mencari syaikh, datang ke satu kampung dan ditunjuki oleh orang orang kampung untuk pergi bertemu seorang syaikh yang sudah terkenal di kampung tersebut, namun tanpa diketahui ternyata syaikh tersebut seorang penipu!…syaikh palsu ini punya teman teman n waktu sendiri untuk mabuk mabukan, maka datang Abdul Jalil mengetuk pintu ditanya “siapa engkau?” “Aku Abdul Jalil” kebetulan si syaikh palsu ini lagi nunggu temen maboknya namanya sama Abdul Jalil juga, maka ketika di buka pintu kaget si syaikh palsu kedoknya terbongkar, Abdul Jalil melihat syaikh palsu sedang mabuk dikelilingi botol botol minuman, melihat itu ia bersungkur sujud “Syaikh tolong bimbing aku ke jalan Allah” ternyata yang datang seorang polos, maka disurulah Abdul Jalil diperbudak menjaga kebun, terus ia bekerja dan beribadah dengan kesungguhan tanpa tahu bahwa sang syaikh adalah syaikh palsu penipu, ketika itu di lain tempat sedang berlangsung pertemuan para wali sedang mencari kandidat, bertanya para wali “Siapa yang akan dijadikan pengganti wali yang wafat?” maka berkata seorang wali “Ada seorang yang pantas tetapi sungguh kasihan karena ia berguru kepada orang yang salah..berguru kepada seorang syaikh palsu”, maka diangkatlah Abdul Jalil berkat kesungguhannya menjadi seorang wali….ia datang dengan kesungguhan maka ada guru lain yang akan peduli, maka hati hatilah jangan tertipu dengan hal semacam ini yang akan membuat iman kita bangkrut!.

Diceritakan seorang datang ke Imam Ahmad bin Hambal ingin menjadi murid mempelajari ilmu Hadist, maka malamnya disiapkan ember oleh Imam barangkali si calon murid ingin shalat tahajjud, esok subuh Imam Ahmad menghampirinya dan mendapatkan calon murid baru bangun sementara air di ember masih penuh, “Kenapa embermu masih penuh? engkau tidak shalat Tahajjud?” calon murid berkata tidak, maka berkata Imam Ahmad “Jika belum tahajjud belum pantes belajar hadist”. Harus diperbaiki dulu mental orang tersebut, tuntut ilmu untuk diamalkan bukan sekadar diriwayatkan.

Jangan dekat dengan orang besar tetapi gak ambil manfaat!.

Satu saat pergi Sayyidina Isa bin Maryam bersama seorang membawa bekal roti gandum yang jumlahnya sesuai dengan lamanya perjalanan, ketika ingin dimakan maka didapati berkurang roti gandum 1 buah.

Sayyidina Isa bertanya siapa yang mengambil roti, orang itu berkata aku tidak tahu. Lanjut perjalanan diajak oleh Sayyidina Isa berjalan menyeberangi air, berjalan di air dan berkata “Ini mukjizat kamu percaya? Iya”, maka ditanya “Siapa yang mengambil roti gandumnya”, orang tersebut bilang “Aku tidak tahu”.

Maka berjalan lagi mereka melintasi kuburan, Sayyidina Isa menghidupkan orang mati dan berkata “Ini mukjizat kamu percaya? Iya”, maka ditanya “Siapa yang mengambil roti gandumnya” orang tersebut bilang “Aku tidak tahu”.

Berjalan lagi hingga menjumpai gundukan tanah, Sayyidina Isa pun merubah tanah tersebut menjadi emas dan berkata “Kita bagi 3 bagian, 1 untukku 1 untukmu dan 1 lagi untuk yang mengambil roti gandum” mendengar itu orang tersebut baru mengaku…maka Sayyidina Isa berkata “Ambil semua termasuk bagian saya, tetapi jangan temani saya lagi” dia rela ketinggalan Sayyidina Isa dan memilih dunia!.

Dia gak mikir bagaimana memindahkan tumpukan emas sedemikian banyak. Lalu datanglah 2 perampok, karena takut maka sepakat untuk membagi emas tersebut dengan maling, lihat keadaan orang yang cinta dunia dan tidak bisa menjaga adab, dalam sesaat Allah rubah barisannya bergabung menjadi bagian dari para penyamun.

Maka pergi salah seorang dari mereka membeli makanan dan mempunyai niat jahat dan keserakahan, maka diracun makanan tadi, sementara 2 orang yang menunggu juga berpikiran sama “Daripada dibagi 3, lebih baik kita bagi berdua, kita bunuh saja!”. Saat kembali dari pasar maka dibunuhlah orang tadi dan sebelum membagi emas mereka makan makanan yang sudah di beri racun..mati semuanya tak tersisa!…beberapa lama lewatlah Sayyidina Isa dengan murid muridnya melihat gundukan emas beserta 3 tiga mayat dan berkata “Itulah dunia akhirnya akan seperti itu!”…itulah yang tidak bisa menjaga adab terhadap guru!.

Diceritakan bahwa Imam Hasan AsSyadzili kedatangan seorang yang ingin belajar ilmu kimia merubah benda menjadi emas, ilmu ini sudah lama punah, Imam mengiyakan dengan syarat setiap batal wudhu harus melakukan shalat sunnah, setahun kemudian ketika sedang menimba air terasa berat dan didapati air tersebut berubah menjadi emas!.Karena sudah istiqomah untuk berwudhu shalat sunnah maka dituang lagi, di tarik lagi…didapati emas lagi…dibuang lagi terus hingga kembali menjadi air “Ini yang saya mau!”.

Murid tadi menemui Imam AsSyadzili meminta dikembalikan seperti semula, maka berkata sang Imam “Cukuplah…dirimu pun sudah mejadi emas hingga hatimu pun menjadi emas!” Berkat keberkahan dekat kepada orang mulia,…bagi murid emas dan tanah adalah sama!

Lihat…Cinta Habib Munzir kepada gurunya yaitu AlHabib Umar bin Hafidh begitu besar hingga kalau di suruh lompat terjun pun beliau akan lompat, bagi Habib Munzir kalau Habib Umar menyuruh melakukan A ya harus A bukan a kecil tapi A besar, saya buka sedikit…,dulu ketika Habib Munzir sering memajang fotonya dan Habib Umar di jalan jalan, Habib Umar berkata kepada saya untuk menyampaikan jika pada kedatangan kita berikutnya jangan tempel foto di jalan umum, sekedar pengumuman tanpa foto, biarkan itu milik para orang politik, berlaku hingga sekarang…..ini penyerahan seratus persen terhadap gurunya, seperti mayat dihadapan gurunya.

Dulu di awal perjalanan dakwah, Habib Munzir sering keluar kota berhari hari hingga banyak problem berupa sakit, tumpukan hutang dll, maka datang surat dari Habib Umar melarang keluar kota dan perintah rinci lainnya tidak boleh begini, harus begini dlsbnya, tdk boleh pinjem sama siapapun banyak perintah berat dengan adanya surat tersebut, saya tahu isi surat tersebut karena bacanya bareng di kamar saya…Habib Munzir syok dengan keadaan tersebut, sampai berkata “Kalau ane tahu hati Habib Umar akan seperti ini, ane gak mau jadi ulama mending jadi tukang sate!”.

Sayyidina Umar bin Khattab pernah berkata “Andaikata aku tidak pernah dilahirkan ke dunia, andaikata ibuku mandul, andaikata aku dilahirkan sebagai seekor kambing maka akan lebih ringan…hanya makan minum gemuk disembelih maka selesai, tidak harus memikul tanggung jawab besar dihadapan Allah.

Saya bilang “Ya munzir…mau bagaimanapun berat dan ringannya, Habib Umar guru kita,…kita gak faham saat ini tetapi ke depan bakal faham”..ternyata betul!…urusan jadi beres, hutang selesai, dakwah hingga jadi seperti sekarang dlsbnya, klo bukan karena surat Habib Umar gak bakal seperti ini dan semua itu pun butuh pengorbanan, mau makan pun susah karena sudah gak boleh pinjam, terkadang ke majelis naik taksi, kadang saya yang jemput, berkat taat dan kepatuhan lambangnya bukan banyaknya massa dlsbnya tetapi dengan ridhonya Habib Umar terhadap beliau simaklah bait bait syairnya, beliau Habib munzir lakukan dengan penuh pengorbanan,..intinya jangan pernah melepaskan diri dari syaikh dalam keadaan apapun.

Belasan tahun lalu, pernah satu saat, Habib Umar bercerita kepada saya ada seorang murid Habib Umar, seorang teman kami berdakwah di Jazirah Arab, sukses memiliki banyak jamaah, selesai majelis ditunggu banyak mobil jamaah yang minta dinaikinya…macam macam fasilitas….tetapi ia lupa dan berkata bahwa semua ini adalah hasil dari jerih payahnya, dari keringatnya, bukan hasil dari gurunya,…menisbatkan kesuksesan kepada dirinya lupa kepada gurunya yaitu Habib Umar, maka ketika ia melepas diri dari Habib Umar maka hilanglah sudah semua hal yang dianggap miliknya..tidak ada lagi macam macam fasilitas yang menunggunya…mobil mobil muridnya hanya berlalu begitu saja tidak memperdulikan hanya sekedar “Oh ada ustad”…maka celaka orang yang dekat dengan syaikh tapi tidak beradab!….semoga kita menjadi murid yang menbanggakan guru dan juga menjadi kebanggaan guru kita…Aamiin.

Allahuma soli ala sayidina muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim

silahkan tag dan share

hikmah dan cerita2 (Adab seorang murid dengan guru)

Oleh : Habib Jindan bin Novel Jindan

Syeikh (itu) ada yang benar ada juga yang palsu, begitu juga para murid, ada murid yang benar benar murid ada juga murid yang palsu, maka tanyakan kepada diri kita,..benarkah kita seorang Thalabul Ilmi (penuntut ilmu),..pantas menyandang sebutan sebagai seorang murid?

Lihat teladan AlHabib Muhammad AlHaddar, beliau guru dari AlHabib Umar bin Hafidh juga guru dari AlHabib Zain bin Sumaith, ketika masih menuntut ilmu di Rubath Tarim ia selalu menghabiskan setiap malamnya bergadang menuntut ilmu, hingga jika kantuk datang maka beliau membasahkan dirinya dengan air hingga hilang kantuknya, bahkan sekali waktu beliau naik ke atap rumahnya untuk menghilangkan kantuknya dan berkata kepada dirinya “Kalau aku jatuh maka aku mati”. Beliau pun tidak mau ada hal yang menganggunya dalam menuntut ilmu, diceritakan jika datang surat dari keluarganya maka beliau tidak membukanya dan disimpan terus seperti itu hingga selesai masa belajar baru dibuka, disitu di surat diterangkan si fulan wafat, si fulan lahir, si fulan menikah dlsbnya, beliau berbuat seperti ini saking takdhimnya dalam menuntut ilmu.

Simak juga bagaimana AlHabib Abdullah bin Abdurrahman bin Syaikh Abubakar bin Salim ketika sampai di Tarim, hari pertama sampai di tempat menuntut ilmu langsung sibuk belajar, zaman dahulu jika seseorang pergi belajar maka membawa kasurnya sendiri, beliau tidak pernah sempat membuka kasurnya, beliau selalu tertidur dalam posisi terduduk lalu bangun subuh dan lanjut lagi esok malamnya dengan keadaan yang sama hal ini pun dilakukan terus menerus hingga 4 tahun, hingga beliau tidak tahu siapa teman di sebelah kamarnya.

AlHabib Abdullah Umar Asy-Syatiri dimana beliau adalah guru dari semua ulama terkenal dizamannya, berkata “Tidak pantas menyebut diri sebagai penuntut ilmu kalau tidak solat tahajud”, bahkan belum bisa dikatakan belajar Fiqih jika belum hafal Zubad dan Nahwu jika belum hafal Alfiah. Perbedaan kita dengan mereka bukan seperti langit dengan bumi, tetapi seperti langit dengan sumur.

Ketahuilah bahwa sebelum seorang menuntut ilmu maka harus di seleksi dulu, jika dilihat oleh guru si murid belum bersih hatinya maka akan dibersihkan dulu hatinya atau pada akhlaknya atau pada kualitas ibadahnya hingga jika sudah bersih dan layak yang akan masuk adalah hanya cahaya ilmu.

Diceritakan datang seorang ke Imam Abdurrahman Al Masyhur ingin menuntut ilmu, sebelum belajar sang Imam menyuruh dulu si calon murid untuk membeli ikan asin basah di pasar, yang disuruh bukan orang sembarangan, seorang anak ulama besar, tidak pernah sekalipun pergi ke pasar, maka si anak tadi meminta wadah untuk dibawa, berkata sang imam masukkan ikan asin tersebut ke lengan bajumu dan bawa kemari…,sampai dipasar ramai orang kedatangan anak seorang ulama besar belanja dipasar, berkata si anak “Saya disuruh guru saya untuk membeli ikan asin basah dan dimasukkan ke lengan baju”, setelah sampai dihadapan sang imam maka berkata “Tadi aku mengujimu karena aku melihat ada kesombongan dalam hatimu dan sekarang kesombongan itu sudah hilang”.

Lihat Sayyidina Abdullah bin Abbas berkata “Saat mencari ilmu agama saya terhinakan orang, susah, capek namun ketika saya sudah di cari orang saya di hormati orang” walaupun tidak bertujuan mencari pujian orang.

Satu saat Sayyidina Zaid bin Tsabit datang ke pemakaman ibunya Sayyidina Abdullah bin Abbas, maka berdiri ia menyambut Zaid bin Tsabit, sahabat Rasulullah yang sedang naik keledai dan menuntunnya, sementara dizaman itu perbuatan seperti ini adalah perbuatan seorang budak, maka berkata Zaid bin Tsabit “Wahai sepupu Nabi lepaskan”, berkata Abdullah bin Abbas “Beginilah kita diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kita”, maka turunlah zaid dari keledainya dan mencium tangan Abdullah bin Abbas sambil berkata “Beginilah kita memperlakukan Ahlulbait Nabi SAW”.

Seseorang kalau gak mau susah gak bakal sampai ke tempat yang tinggi, berkata AlHabib Abubakar Al Adni “Siapa yang takut dengan tantangan tidak akan sampai ke tempat yang tinggi, hakikat yang mahal ada di tempat yang tinggi, buah jika berduri akan menjadi mahal, siapa yang tidak mau menyelam ke dasar lautan tidak akan mendapat mutiara, tidak akan mendapat hadiah anugerah tersebut dan lemah terhadap hal tersebut”

Zaman dulu ada seorang bernama Abdul Jalil, ia bersungguh sungguh mencari syaikh, datang ke satu kampung dan ditunjuki oleh orang orang kampung untuk pergi bertemu seorang syaikh yang sudah terkenal di kampung tersebut, namun tanpa diketahui ternyata syaikh tersebut seorang penipu!…syaikh palsu ini punya teman teman n waktu sendiri untuk mabuk mabukan, maka datang Abdul Jalil mengetuk pintu ditanya “siapa engkau?” “Aku Abdul Jalil” kebetulan si syaikh palsu ini lagi nunggu temen maboknya namanya sama Abdul Jalil juga, maka ketika di buka pintu kaget si syaikh palsu kedoknya terbongkar, Abdul Jalil melihat syaikh palsu sedang mabuk dikelilingi botol botol minuman, melihat itu ia bersungkur sujud “Syaikh tolong bimbing aku ke jalan Allah” ternyata yang datang seorang polos, maka disurulah Abdul Jalil diperbudak menjaga kebun, terus ia bekerja dan beribadah dengan kesungguhan tanpa tahu bahwa sang syaikh adalah syaikh palsu penipu, ketika itu di lain tempat sedang berlangsung pertemuan para wali sedang mencari kandidat, bertanya para wali “Siapa yang akan dijadikan pengganti wali yang wafat?” maka berkata seorang wali “Ada seorang yang pantas tetapi sungguh kasihan karena ia berguru kepada orang yang salah..berguru kepada seorang syaikh palsu”, maka diangkatlah Abdul Jalil berkat kesungguhannya menjadi seorang wali….ia datang dengan kesungguhan maka ada guru lain yang akan peduli, maka hati hatilah jangan tertipu dengan hal semacam ini yang akan membuat iman kita bangkrut!.

Diceritakan seorang datang ke Imam Ahmad bin Hambal ingin menjadi murid mempelajari ilmu Hadist, maka malamnya disiapkan ember oleh Imam barangkali si calon murid ingin shalat tahajjud, esok subuh Imam Ahmad menghampirinya dan mendapatkan calon murid baru bangun sementara air di ember masih penuh, “Kenapa embermu masih penuh? engkau tidak shalat Tahajjud?” calon murid berkata tidak, maka berkata Imam Ahmad “Jika belum tahajjud belum pantes belajar hadist”. Harus diperbaiki dulu mental orang tersebut, tuntut ilmu untuk diamalkan bukan sekadar diriwayatkan.

Jangan dekat dengan orang besar tetapi gak ambil manfaat!.

Satu saat pergi Sayyidina Isa bin Maryam bersama seorang membawa bekal roti gandum yang jumlahnya sesuai dengan lamanya perjalanan, ketika ingin dimakan maka didapati berkurang roti gandum 1 buah.

Sayyidina Isa bertanya siapa yang mengambil roti, orang itu berkata aku tidak tahu. Lanjut perjalanan diajak oleh Sayyidina Isa berjalan menyeberangi air, berjalan di air dan berkata “Ini mukjizat kamu percaya? Iya”, maka ditanya “Siapa yang mengambil roti gandumnya”, orang tersebut bilang “Aku tidak tahu”.

Maka berjalan lagi mereka melintasi kuburan, Sayyidina Isa menghidupkan orang mati dan berkata “Ini mukjizat kamu percaya? Iya”, maka ditanya “Siapa yang mengambil roti gandumnya” orang tersebut bilang “Aku tidak tahu”.

Berjalan lagi hingga menjumpai gundukan tanah, Sayyidina Isa pun merubah tanah tersebut menjadi emas dan berkata “Kita bagi 3 bagian, 1 untukku 1 untukmu dan 1 lagi untuk yang mengambil roti gandum” mendengar itu orang tersebut baru mengaku…maka Sayyidina Isa berkata “Ambil semua termasuk bagian saya, tetapi jangan temani saya lagi” dia rela ketinggalan Sayyidina Isa dan memilih dunia!.

Dia gak mikir bagaimana memindahkan tumpukan emas sedemikian banyak. Lalu datanglah 2 perampok, karena takut maka sepakat untuk membagi emas tersebut dengan maling, lihat keadaan orang yang cinta dunia dan tidak bisa menjaga adab, dalam sesaat Allah rubah barisannya bergabung menjadi bagian dari para penyamun.

Maka pergi salah seorang dari mereka membeli makanan dan mempunyai niat jahat dan keserakahan, maka diracun makanan tadi, sementara 2 orang yang menunggu juga berpikiran sama “Daripada dibagi 3, lebih baik kita bagi berdua, kita bunuh saja!”. Saat kembali dari pasar maka dibunuhlah orang tadi dan sebelum membagi emas mereka makan makanan yang sudah di beri racun..mati semuanya tak tersisa!…beberapa lama lewatlah Sayyidina Isa dengan murid muridnya melihat gundukan emas beserta 3 tiga mayat dan berkata “Itulah dunia akhirnya akan seperti itu!”…itulah yang tidak bisa menjaga adab terhadap guru!.

Diceritakan bahwa Imam Hasan AsSyadzili kedatangan seorang yang ingin belajar ilmu kimia merubah benda menjadi emas, ilmu ini sudah lama punah, Imam mengiyakan dengan syarat setiap batal wudhu harus melakukan shalat sunnah, setahun kemudian ketika sedang menimba air terasa berat dan didapati air tersebut berubah menjadi emas!.Karena sudah istiqomah untuk berwudhu shalat sunnah maka dituang lagi, di tarik lagi…didapati emas lagi…dibuang lagi terus hingga kembali menjadi air “Ini yang saya mau!”.

Murid tadi menemui Imam AsSyadzili meminta dikembalikan seperti semula, maka berkata sang Imam “Cukuplah…dirimu pun sudah mejadi emas hingga hatimu pun menjadi emas!” Berkat keberkahan dekat kepada orang mulia,…bagi murid emas dan tanah adalah sama!

Lihat…Cinta Habib Munzir kepada gurunya yaitu AlHabib Umar bin Hafidh begitu besar hingga kalau di suruh lompat terjun pun beliau akan lompat, bagi Habib Munzir kalau Habib Umar menyuruh melakukan A ya harus A bukan a kecil tapi A besar, saya buka sedikit…,dulu ketika Habib Munzir sering memajang fotonya dan Habib Umar di jalan jalan, Habib Umar berkata kepada saya untuk menyampaikan jika pada kedatangan kita berikutnya jangan tempel foto di jalan umum, sekedar pengumuman tanpa foto, biarkan itu milik para orang politik, berlaku hingga sekarang…..ini penyerahan seratus persen terhadap gurunya, seperti mayat dihadapan gurunya.

Dulu di awal perjalanan dakwah, Habib Munzir sering keluar kota berhari hari hingga banyak problem berupa sakit, tumpukan hutang dll, maka datang surat dari Habib Umar melarang keluar kota dan perintah rinci lainnya tidak boleh begini, harus begini dlsbnya, tdk boleh pinjem sama siapapun banyak perintah berat dengan adanya surat tersebut, saya tahu isi surat tersebut karena bacanya bareng di kamar saya…Habib Munzir syok dengan keadaan tersebut, sampai berkata “Kalau ane tahu hati Habib Umar akan seperti ini, ane gak mau jadi ulama mending jadi tukang sate!”.

Sayyidina Umar bin Khattab pernah berkata “Andaikata aku tidak pernah dilahirkan ke dunia, andaikata ibuku mandul, andaikata aku dilahirkan sebagai seekor kambing maka akan lebih ringan…hanya makan minum gemuk disembelih maka selesai, tidak harus memikul tanggung jawab besar dihadapan Allah.

Saya bilang “Ya munzir…mau bagaimanapun berat dan ringannya, Habib Umar guru kita,…kita gak faham saat ini tetapi ke depan bakal faham”..ternyata betul!…urusan jadi beres, hutang selesai, dakwah hingga jadi seperti sekarang dlsbnya, klo bukan karena surat Habib Umar gak bakal seperti ini dan semua itu pun butuh pengorbanan, mau makan pun susah karena sudah gak boleh pinjam, terkadang ke majelis naik taksi, kadang saya yang jemput, berkat taat dan kepatuhan lambangnya bukan banyaknya massa dlsbnya tetapi dengan ridhonya Habib Umar terhadap beliau simaklah bait bait syairnya, beliau Habib munzir lakukan dengan penuh pengorbanan,..intinya jangan pernah melepaskan diri dari syaikh dalam keadaan apapun.

Belasan tahun lalu, pernah satu saat, Habib Umar bercerita kepada saya ada seorang murid Habib Umar, seorang teman kami berdakwah di Jazirah Arab, sukses memiliki banyak jamaah, selesai majelis ditunggu banyak mobil jamaah yang minta dinaikinya…macam macam fasilitas….tetapi ia lupa dan berkata bahwa semua ini adalah hasil dari jerih payahnya, dari keringatnya, bukan hasil dari gurunya,…menisbatkan kesuksesan kepada dirinya lupa kepada gurunya yaitu Habib Umar, maka ketika ia melepas diri dari Habib Umar maka hilanglah sudah semua hal yang dianggap miliknya..tidak ada lagi macam macam fasilitas yang menunggunya…mobil mobil muridnya hanya berlalu begitu saja tidak memperdulikan hanya sekedar “Oh ada ustad”…maka celaka orang yang dekat dengan syaikh tapi tidak beradab!….semoga kita menjadi murid yang menbanggakan guru dan juga menjadi kebanggaan guru kita…Aamiin.

Allahuma soli ala sayidina muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim

silahkan tag dan share

Keutamaan ratib

..

Keutamaan Ratib

Syaikhona Abah guru sekumpul berkata di dalam hidup ini hrs punya rem seperti juga kendaraan kalo tdk punya rem mk akan tabrak sana sini. Begitu juga dlm hidup kalo tdk punya rem akan sll melakukan dosa krn tdk ada nya rem itu.
Dan Rem dlm hidup itu adalah membaca Ratib baik widul latif,Ratib al haddad,Ratib al atthos maupun Ratib lain nya.  Membaca Ratib adalah amalan wali wali Allah,ulama ulama dan juriat Rasulallah.Dengan istiqomah membaca Ratib pagi dan malam mk Ratib ini akan mengontrol diri agar terhindar dr melakukan hal hal yg tdk baik sekiranya melakukan hal tdk baik mk akan cepat kembali ke jalan Allah lg.

Makna Ratib

Perkataan Ratib mempunyai banyak arti. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal dari perkataan (rattaba) bererti mengaturkan atau menyusun. Ratib adalah sesuatu yang tersusun, teratur dengan rapinya. Sembahyang sunnah Rawatib adalah antara sembahyang-sembahyang sunnah yang diamalkan pada waktu-waktu yang tertentu oleh Nabi s.a.w. Ratib al-Attas,Ratib al Haddad mengandung zikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa yang telah  tersusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas. dan Al habib Abdullah bin alawi Al haddad yang juga dibaca pada waktu-waktu yang tertentu.

Istilah Ratib digunakan kebanyakkannya di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang biasanya pendek dengan bilangan kiraan zikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan 40 kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang tertentu yaitu sekali pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam. Terdapat Ratib al-Haddad, Ratib al-Aydrus, Ratib al-Muhdhor dan lain-lain.
Ratib berisi kumpulan zikir,sholawat yg semua bersumber dari Rasulallah dan di susun oleh waliyulallah keturunan Rasulallah.

Keutamaan Ratib

Berkata sebagian ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, menjaga segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam perlindungan Allah.

Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwuduk, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali.

Antara kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran, kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang bekuda. Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”

Bagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad s.a.w.

Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular niscaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut niscaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat berkat mengamal kan Ratib .

Sumber Page: Pecinta Waliyullah

Rabu, 08 Maret 2017

OLAHRAGA NABI DAN SAHABAT

Sudah menjadi tabiat manusia untuk menyukai hiburan. Rutinitas dan beban kehidupan menjadi faktor yang mendorong jiwa untuk mengupayakan relaksasi. Karenanya, siapa pun orang yang meneliti satu kelompok masyarakat, kapan pun dan di mana pun, akan menjumpai sarana hiburan dan olahraga sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Terlihat ada kondisi kontras antara usia seseorang dengan kecenderungan terhadap olahraga. Karena itu, olahraga pada generasi muda menempati posisi dan penerimaan tersendiri yang berbeda pada kaum tua. Lantas, bagaimana bentuk olahraga pada generasi muda sahabat?

Mari kita simak penuturan salah seorang dari mereka, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu lari antara kuda-kuda yang belum dikuruskan, jaraknya antara jalanan di lereng bukit hingga masjid Bani Zuraiq. Abdullah bin Umar sendiri biasa beradu lari menggunakan kuda yang belum dikuruskan tersebut.”
Generasi muda sahabat yang selalu rindu untuk ikut berjihad menyadari betul bahwa persiapan dan latihan adalah sebuah keniscayaan. Karenanya, mereka mematuhi wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَ لاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّ مْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّ ةَ الَّ مْيُ
“Ketahuilah, bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah). Ketahuilah, bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah).”
Kecenderungan mereka pada olahraga nabi juga terlihat pada kisah Salamah ketika ia meriwayatkan perang Dzi Qird, “Ketika kami berjalan, ada seorang Anshar yang tidak bisa didahului kecepatannya dalam berjalan. Ia berkata, ‘Tidakkah ada orang yang beradu cepat sampai di Madinah denganku? Adakah orang yang bisa mendahuluiku?’ Ia terus mengulangi ucapannya. Mendengar itu, aku berkata, ‘Tidak adakah orang mulia dan terhormat yang kamu segani?’ Ia menjawab, ‘Tidak ada, kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, ayah-ibuku menjadi tebusannya, biarkan aku beradu cepat dengan orang ini.’ Beliau bersabda, ‘Jika kamu mau.’ Aku berkata, ‘Majulah.’ Aku tekuk kakiku lalu melompat dan berlari. Aku hemat napasku, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit, agar nantinya aku tidak kehabisan napas. Kemudian, aku berlari di belakangnya dengan tetap menghemat napas, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit. Lalu, aku percepat lariku, hingga berhasil menyusulnya tepat di belakang tubuhnya. Akhirnya, aku berhasil mendahuluinya tiba di Madinah.”
Begitulah, olahraga dan program-program hiburan di kalangan generasi muda sahabat berkaitan erat dengan tujuan-tujuan luhur sekaligus menjadi aset dan bekal yang mendorong semangat dan kesungguhan. Bagi mereka, hiburan adalah sesuatu yang bisa menghantarkan kepada tujuan mulia. Mereka mengambil prinsip ini dari sabda Rasulullah,
لاَ سَبَقَ إِ لاَّ فِي نَصْلٍ أَوْ حَا فِرٍأَوْ حُفِّ
“Tidak boleh (mengambil harta dari) perlombaan, kecuali dalam (perlombaan) anak panah, binatang berkuku, dan binatang bertapak kaki.”
Manakala olahraga bagi mereka adalah sarana menuju tujuan mulia, maka mungkinkah olah ragatersebut menghalangi mereka dari menunaikan kewajiban atau menjalankan ketaatan?
Ketika kita kembali mengarahkan pandangan pada masa sekarang dan sedikit membuka lembar kehidupan generasi mudanya, maka kita akan menemukan perbedaan mencolok antara olahraga di kalangan mereka dan di kalangan pendahulu mereka, generasi muda sahabat. Betapa kuatnya sepak bola mengikat hati pada penggilanya. Sepak bola merampas waktu-waktu berharga mereka, dengan menontonnya, menyaksikan tayangan pertandingan, membaca koran sebelum dan sesudah pertandingan, berdebat dan mendiskusikannya, bergantinya emosi antara mendukung dan mencaci, serta menumpahkan semangat untuk sesuatu yang tidak bersemangat. Apalagi, shalat-shalat yang terabaikan serta munculnya perselisihan dan pertengkaran.
Kita juga menjadi mengerti rahasia mengapa para musuh begitu gencar mempromosikan kesibukan ini di kalangan generasi muda. Tujuannya adalah memalingkan mereka dari permasalahan-permasalahan besar. Sudah saatnya generasi muda umat mengkaji ulang biografi pendahulu mereka (salafush shalih).
MARI KITA GALAKKAN OLAHRAGA NABI. AKIDAH KUAT, TUBUH PUN SEHAT.

Sumber: Biografi Generasi Muda Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, Zam-Zam, Cetakan 1, 2009.

SEJARAH RASULLAH SHALLALLAHU ‘ALAHI WA SALLAM (BAGIAN 3)

DITINGGAL IBU TERCINTA

Setelah beberapa lama tingal bersama ibunya, pada usia 6 tahun, sang ibu mengajaknya berziarah ke makam suaminya di Yatsrib. Maka berangkatlah mereka keluar dari kota Mekkah,menempuh berjalan sepanjang 500 km, di temani ole Ummu Aiman dan di biayai oleh Abdul Mutthalib. Di tempat tujuan, mereka menetap sebulan.

Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Namun di tengah perjalanan, ibunya menderita sakit dan akhirnya meninggal di perkampungan Abwa’ yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah.
DI BAWAH ASUHAN SANG KAKEK

Sang kakek; Abdul Muththalib, sangat iba terhadap cucunya yang sudah menjadi yatim piatu diusianya yang masih dini. Maka dibawalah sang cucu ke rumahnya, diasuh dan dikasihi melebihi anak-anaknya sendiri.
Pada saat itu Abdul Muththalib memiliki tempat duduk khusus di bawah Ka’bah, tidak ada seorangpun yang berani duduk di atasnya, sekalipun anak-anaknya, mereka hanya berani duduk di sisinya. Namun Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam -yang saat itu masih anak-anak- justru bermain-main dan duduk di atasnya. Karuan saja paman-pamannya mengambil dan menariknya. Namun ketika sang kakek melihat hal tersebut, beliau malah melarang mereka seraya berkata, “Biarkan dia, demi Alah, anak ini punya kedudukan sendiri.”
Akhirnya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam kembai duduk di majlisnya, diusapnya punggung cucunya tersebut dengan suka cita melihat apa yang mereka perbuat.
Tapi lagi-llagi kasih sayang sang kakek tal berlangsung lama di rasakan Muhammad kecil. Saat Rasullullah saw. berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dunia di Mekkah. Namun sebelum wafat beliau berpesan agar cucunya tersebut dirawat oleh paman dari pihak bapakna; Abu Thalib.
DI PANGKUAN PAMANNYA

Kini Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam asuhan pamannya yan juag sangat mencintainya. Abu Thalib merawatnya bersama anak-anaknya yang lain, bahkan lebih disayangi dan dimuliakan. Begitu seterusnya Abu Thalibb selalu di sisi Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, merawatnya, melindungi dan membelanya, bahkan hingga beliau di angkat menjadi Rasul. Hal tersebut berlangsung tidak kurang selama 40 tahun.
BERSAMA PENDETA BUHAIRA

Pada saat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajaknya berdagang ke negeri Syam. Sesampainya di perkampungan Bushra yang waktu itu masuk wilayah negeri Syam, mereka disambut oleh seorang pendeta bernama Buhaira. Semua rombongan turun memenuhi jamuan Bahira kecuali Rasulullah sawa..
Pada pertemuan tersebut, Abu Thalib menceritakan perihal Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallamdan sifat-sifatnya kepada pendeta Buhaira. Setelah mendengar ceritanya, sang pendeta langsun memberitahukan bahwa anak tersebut akan menjadi pemimpin manusia sebagaimana yang dia ketahui ciri-cirinya dari kitab-kitab dalam agamanya. Maka dia meminta Abu Thalib untuk tidak membawa anak tersebut ke negeri Syam, karena khawatir di sana orang-orang Yahudi akan mencelakainya.
Akhirnya Abu Thalib memerintahkan anak buahnya untuk membawa pulang kembali Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam ke Mekkah.
PERANG FIJAR

Pada usia 15 tahun, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam iktu serta dalam perang Fijar yang terjadi antara suku Quraisy yang bersekutu dengan Bani Kinanah melawan suku Qais Ailan. Dan peperangan dimenangkan oleh suku Quraisy.
Pada peperangan tersebut, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam membantu paman-pamannya menyiapkan alat panah.
HILFUL FUDHUL

Setelah perang Fijar usai, diadakanlah perdamaian yang di kenal dengan istilah Hilful Fudhul, disepakati pada bulan Dzulqaidah yang termasuk bulan Haram, di rumah Abdullah bin Jud’an At-Taimi.
Semua kabilah dari suku Quraisy ikut dalam perjanjian tersebut. Di antara isinya adalah kesepakatan dan upaya untuk selalu membela siapa saja yang dizalimi dari penduduk Mekkah. Dan mereka akan menghukum orang yang berbuat zalim sampai dia mengembalikan hak-haknya.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam ikut serta menyaksikan perjanjian tersebut, bahkan setelah Beliau menjadi Rasul, Beliau masih mengingatnya dan memujinya, seraya berkata,
“Saya telah menyaksikan perjanjian damai di rumah Abdullah bin Jud’an yang lebih saya cinta dari unta merah[1]. Seandainya saya diundang lagi setelah masa Islam, niscaya saya akan memenuhinya.”
Bersambung…
Sumber: Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kitab asli Arahiqul makhtum Syekh Syafiyyur rahman Mubarakfury, di terjemahkan Abu Haidir, Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay, Riyadz, KSA

SEJARAH RASULLAH SHALLALLAHU ‘ALAHI WA SALLAM (BAGIAN 2)

KELAHIRAN DAN MASA PERTUMBUHAN RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

Kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada hari senin pagi 9 Rabi’ul Awwal, tahun Gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M. (Banyak pendapat ulama tentang kapan waktu Nabi Muhammad dilahirkan. pen.)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan dari suku Quraisy, yaitu suku yang paling terhormat dan terpandang di tengah masyarakat Arab pada waktu itu. Dari suku Quraisy tersebut, Beliau dari bani Hasyim, anak suku yang jug apaling terhormat di tengah suku Quraisy.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir dalam keadaan yatim. Karena bapaknya; Abdullah telah meninggal ketika ibunya; Aminah mengandungnya di usia dua bulan.
Setelah melahirkannya, sang ibu segera membawa bayi tersebut ke kakeknya  Abdul Mutthalib. Betapa gembiranya sang kakek mendengar berita kelahiran cucunya. Lalu dibawanya bayi tersebut ke dalam Ka’bah, dia berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Anak tersebut kemudian diberi nama Muhammad; nama yang belum dikenal masyarakat Arab waktu itu. Lalu pada hari ketujuh setelah kelahirannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikhitan.
KEHIDUPAN DI BANI SA’AD

Selain ibunya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disusukan juga oleh Tsuwaibah; budak Abu Lahab. kemudian, -sebagaimana adat kebiasaan masyarakat perkotaan waktu itu- Ibunya mencari wanita pedesaan untuk menyusui putranya. maka terpilihlah seorang wanita yang bernama Halimah binti Abi Dzu’aib dari suku Sa’ad bin Bakar, yang kemudian lebih di kenal dengan panggilan Halimah as-Sa’diyah.
Sesungguhya atas kehendak Allah jualah, hingga Halimah as-Sa’diyah menyusui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika kecilnya. Sebab ketika pertama kali ditawarkan untuk menyusuinya, dia terasa enggan menerimanya, karena rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam anak yatim yang tidak dapat diharapkan imbalan materi yang layak darinya. tetapi, ketika tidak didapatkan lagi bayi lain untuk disusui, maka diapun menerima bayi Muhammad untuk disusui di perkampungan Bani Sa’ad.
Ternyata dia tidak salah pilih, karena yang dia susui telah Allah persiapkan menjadi manusia paling agung di muka bumi ini yang akan membawa jalan terangbagi umatnya yang beriman. maka wajar, setelah itu kehidupan Halimah as-Sa’diyah penuh dengan keberkahan.
Demikianlah, 5 tahun pertama kehidupan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia lalui di daerah perkampungan dengan kehidupan yang masih asri dan udara segar di lembah Bani Sa’ad. hal tersebut tentu saja banyak berpengaruh bagi pertumbbuhan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik secara fisik maupun kejiwaan.
PERISTIWA PEMBELAHAN DADA (SYAQQUS SHADR)

Pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 5 tahun, dan saat beliau masih dalam perawatan Halimah as-Sa’diyah di perkampungan Bani Sa’ad terjadilah peristiwa besar yang sekaligus menunjukkan tanda-tanda kenabiannya kelak. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah Pembelahan Dada (Syaqqus Shadr).
Suatu hari, ketika rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba datang malaikat Jibril menghampiri dan menyergapnya. Lalu dia dibaringkan, kemudian dadanya di belah, lalu hatinya di ambil selanjutnya dikeluarkan segumpal darah darinya, seraya berkata: “Inilah bagian setan yang ada padamu.” Kemudian hati tersebut dicuci di bejana emas dengan air Zam-Zam, setelah itu dikembalikan ke tempat semula.
Sementara itu, teman-teman sepermainannya melaporkan kejadian tersebut kepada Halimah seraya berkata: “Muhammad dibunuh…Muhammad dibunuh. ”Maka mereka bergegas menghampiri tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semula, disana mereka mendapatkan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan pucat pasi.
Setelah kejadian tersebut, Halimah sangat khawatir terhadap keselamatan Muhammad kecil shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk memulangkannya kepada ibunya di kota Mekkah. Maka berangkatlah Halimah ke Mekkah dan dengan berat hati dikembalikannya rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ibunya.
Bersambung…
Sumber: Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, judul asli Arahiqul makhtum Syekh Syafiyurrahman Mubarakfury, di terjemahkan Abu haidir, Kantor dakwah dan bimbingan bagi pendatang Al-Sulay, Riyadz, KSA.

Jumat, 03 Maret 2017

SEJARAH RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM


(BAGIAN 1)

KEHIDUPAN BANGSA ARAB SEBELUM KELAHIRAN  RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM.

1.      Kehidupan Agama
Pada awalnya, mayoritas Bangsa Arab mengikuti Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yaitu ajaran tauhid untuk beribadah hanya kepada Allah Ta’ala.

Setelah berlalunya waktu yang panjang, mereka melalaikan hal tersebut, walaupun ada sisa-sisa peninggalan ajaran tauhid Nabi Ibrahin ‘alaihissalam.
Hingga suatu saat di Mekah tersebutlah seorang yang bernama Amr bin Luhay dari suku Khuza’ah yang sangat dihormati dan dimuliakan kaumnya karena kedermawanan dan prilakunya yang baik. Suatu ketika, ia pergi ke Syam dan di sana melihat masyarakatnya menyembah berhala sebagai bentuk ibadah. Ia menyimpulkan bahwa itu adalah perbuatan baik. Sekembalinya dari Syam, Amr pun membawa berhala yang bernama Hubal dan meletakkannya di ka’bah. Lalu dia mengajak kaumnya untuk melakukan apa yang dilakukan penduduk Syam.
Karena pengaruh kedudukannya, tak lama penduduk Mekah pun menjadi penyembahan berhala dan menjadi agama baru bagi mereka. Ajaran tersebut dengan cepat menyebar ke wilayah Hijaz (Mekah dan sekitarnya) hingga menyebar luas meliputi Jazirah Arabi. Bahkan, di sekitar Ka’bah ada ratusan berhala yang disembah. Dari sanalah mulai lagi bermunculan berbagai  bentuk kesyirikan, bid’ah, dan khurafat di masyarakat Arab.
2.      Kehidupan Sosial
Struktur kehidupan sosial masyarakat Arab berkelas dan bersuku-suku. Adanya pemandangan yang sangat kontras antara kaum bangsawan dengan segala kemewahan dan kehormatannya dengan rakyat jelata dengan segala kekurangan dan kehinaan yang tak terperi.
Kehidupan antar suku pun penuh dengan persaingan yang sering mengakibatkan pertikaian dengan bumbu fanatisme kesukuan yang kental. Setiap anggota suku pasti membela orang yang satu suku dengannnya, tak peduli perbuatannya benar atau salah, sehingga terkenal ucapan di antara mereka,
أنصر أخاك ظالما أومظلوما
“Bantulah saudaramu, baik dia berbuat zalim atau dizalimi.”
Perlakuan terhadap wanita juga tak kalah zalimnya. Laki-laki dapat melakukan poligami tanpa batas, bahkan dapat menikahi dua bersaudara sekaligus. Demikian pula mereka dapat dapat menceraikannya sesuka. Sementara itu perzinahan merupakan masalah biasa. Bahkan ada suami yang memerintahkan istrinya tidur dengan laki-laki lain semata-mata ingin mendapatkan keturunan mulia dari lakilaki tersebut. Kelahiran anak perempuan menjadi aib yang berat mereka tanggung, bahkan dikenal di sebagian mereka istilah wa’dul banat (mengubur anak wanita hidup-hidup).
Perjudian dan minuman keras juga merupakan hal yang sangat lumrah dilakukan di tengah masyarakat, bahkan menjadi sumber prestise tersendiri.
Kesimpulannya, kondisi sosial mereka sangatlah parah, sehingga kehidupan berlangsung tanpa aturan layaknya binatanag.
3.      Kondisi Ekonomi
Masyarakat Arab adalah masyarakat pedagang. Sebagian kecil penduduk pinggiran negeri, hidup secara bertani dan memelihara hewan ternak. Mereka belum mengenal dunia perindustrian. Hasil-hasil produksi biasanya mereka dapatkan dari Yaman atau Syam (Syam pada masa sekarang meliputi Palestina, Lebanon, Yordan, dan Suria).
Kemiskinan cukup mewarnai kehidupan masyarakat, meskipun ada sejumlah pedagang besar dan bangsawan.
4.      Akhlak terpuji
Betapapun demikian, bangsa Arab masih memiliki beberapa akhlak yang sangat terpuji, walau kadang ditampilkan dengan cara yang salah. Diantaranya adalah kedermawanan, memenuhi janji, menjaga kemuliaan jiwa dan pantang dihina, pemberani, lemah lembut suka menolong dan sederhana.
Bersambung…
Sumber: Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, judul asli Arahiqul makhtum Syekh Syafiyurrahman Mubarakfury, di terjemahkan Abu haidir, Kantor dakwah dan bimbingan bagi pendatang Al-Sulay, Riyadz, KSA.

kisah Abu Ayyub Pinjamkan Rumah Pada Rasulullah


Seperti yang sudah kita ketahui, kebencian kaum Quraish terhadap Nabi Muhammad SAW dan kegiatannya dalam menyebarkan Islam memaksa Rasulullah untuk hijrah dari Makkah ke sebelah utara Saudi Arabia, Madinah. Dalam hijrahnya, Rasulullah memerlukan waktu cukup lama di perjalanan sembari menunggu Masjid Nabawi dibangun.

Sepanjang perjalanan menuju Madinah, Rasulullah singgah di beberapa tempat. Salah satunya adalah rumah dari sahabat Nabi yang bernama Abu Ayyub Al Anshari.

Abu Ayyub Al Anshari bernama asli Khalid Ibn Zayd Kulayb merupakan pemuda asal Madinah yang namanya dikenal sebagai salah satu pahlawan pembebas Konstantinopel (Turki). Abu Ayyub meninggal dalam keadaan syahid dan dimakamkan di Konstantinopel, Turki.

Selama hidupnya, Abu Ayyub selalu setia berdiri di barisan depan prajurit Rasulullah. Rumahnya sempat menjadi tempat tinggal Rasul selama beberapa bulan dalam hijrahnya ke Madinah. Dalam buku 'Sejarah Islam' dan 'Ketika Bulan Terbelah' diceritakan jika bukanlah hal sepele bagi sahabat memberikan pinjaman tempat tinggal pada Rasul.

Rumah Abu Ayyub kala itu bertingkat dua. Ketika Rasulullah menetapkan untuk berdiam di kediaman Abu Ayyub, dia menawarkan Rasul untuk menghuni lantai teratas rumah dan biarlah dirinya bersama istri yang mendiami lantai paling bawah.

Namun, dengan bijak Rasulullah tidak mengindahkan permintaan Abu Ayyub. Rasulullah berpikir, akan banyak sekali orang dan sahabat yang nantinya bertemu dengan Rasul dan Rasul khawatir jika nantinya hal itu akan menganggu kenyamanan Abu serta istri di rumah sendiri. Maka, Rasulullahpun menghuni lantai bawah rumah dan sebaliknya sahabat Rasul tersebut menghuni lantai atas rumah.

Setiap hari, Abu Ayyub dan istri akan mengantarkan makanan untuk Rasulullah sebanyak dua kali. Makanan yang tak termakan oleh Rasulullah nantinya dibagi oleh Abu Ayyub dan istri. Mereka juga sering melihat-lihat bekas tangan Rasul di makanan tersebut lalu menyentuhnya berharap mereka juga akan mendapatkan berkah dan rahmat Allah SWT.

Tetapi ada satu hal yang mengganggu hati dan pikiran Abu Ayyub, hingga suatu malam Ayyub dan istri tidak bisa tidur dan harus melewati malam duduk di sudut ruangan. Keesokan paginya, Ayyub turun menghampiri Rasulullah dan berkata ”Wahai Nabi utusan Allah, kami tidak bisa tidur di malam hari dan melewati malam duduk di sudut ruangan dengan hati gelisah.”

Rasulullah bertanya apa sebabnya. Ayyub menjawab, ”Kami merasa sudah melakukan hal tidak hormat kepadamu sampai tadi malam kegelisahan tersebut memuncak.”

Ayyub melanjutkan, ”Wahai Nabi utusan Allah, dapatkah sekiranya engkau bertukar tempat dengan kami. Kami adalah budakmu dan selamanya harus berada di bawah kakimu.”

Seketika Rasulullah mengindahkan keinginan Ayyub dan istri dan menghabiskan malam-malam ke depannya di lantai atas kediaman Abu Ayyub al Anshari.

Selasa, 28 Februari 2017

Kisah Nabi Yahya A.S


Kisah Yahya

Nabi Yahya tidak banyak diuraikan dalam Qur'an. Hanya dijelaskan ia dikaruniai hikmah dan ilmu semasa kanak-kanak. Ia hormat pada orang tuanya, dan tidak sombong ataupun durhaka. Ia pintar dan tajam pemikirannya. Ia beribadah siang malam sehingga tubuhnya kurus kering, wajahnya pucat, dan matanya cekung.
Di kalangan bani Israil, dia dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat. Ia berani mengambil keputusan, tidak takut dihina orang, dan tidak menghiraukan ancaman penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran. Ia menganjurkan orang bertobat, dan sebagai tanda, ia memandikan orang yang bertobat di sungai Jordan, yang sebenarnya adalah mandi besar, dan disebut pembaptisan dalam ajaran Kristen.

Yahya Menentang Herodes

Pada masa itu, Herodes seorang penguasa Palestina merencanakan akan menikah dengan kemenakannya sendiri yaitu Hirodia. Hirodia sendiri merasa senang jika diperistri oleh seorang raja. Yahya melarang pernikahan ini karena bertentangan dengan syariat kitab Taurat dan Zabur. Seluruh istana pun gempar, mereka setuju dengan pendapat Yahya. Sehingga membuat raja menjadi malu dan murka, kemudian ia dan Hirodia berusaha mencari jalan untuk membungkam mulut Yahya dengan cara apapun. Dikisahkan bahwa Yahya belum pernah menikahi seorang wanita, karena dia sudah terbunuh di usia muda dan dianggap sebagai nabi yang telah mati syahid.Ia mati syahid karena telah dipenggal oleh sang raja atas keinginan keponakannya tersebut.

Yahya dalam Qur'an

Menurut Qur'an, Yahya atau Yohanes (dalam Kristen) adalah anak Zakariya, dan kelahirannya dikabarkan oleh Malaikat Jibril. Qur'an 19:7, 
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
Zakariyyâ kemudian dipanggil, "Wahai Zakariyyâ, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu tentang kedatangan seorang anak yang Kami beri nama Yahyâ. Tidak ada seorang pun yang Kami beri nama itu sebelumnya." (7)
Qur'an 3:39.
فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّـهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللَّـهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ
Doa Zakariyyâ dikabulkan. Ketika sedang menghadapkan diri kepada Allah di tempat ibadahnya, ia diseru oleh malaikat, "Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan memberikan anak bernama Yahyâ. Yahyâ percaya bahwa 'Isâ akan lahir, dengan kalimat(1) Allah, di luar kebiasaan proses kelahiran. Yahyâ dijadikan panutan untuk kaumnya dengan ilmu dan kesalehannya, dan dijadikan tidak tertarik kepada nafsu, serta dijadikan sebagai salah seorang nabi yang saleh." (1) Kalimat di sini adalah ungkapan "kun" (jadilah) yang diucapakan Allah saat menciptakan Nabi 'Isâ. (39)
Yahya diberi hikmah semenjak masih kanak-kanak (19:12).
يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا
Yahyâ lahir dan tumbuh menjadi remaja. Lalu ia diseru dan diperintah untuk menjalankan apa yang ada di dalam kitab Tawrât dengan sungguh-sungguh. Sesungguhnya sejak masa kanak-kanak, Allah telah memberinya pemahaman yang kuat terhadap agama dan hukum-hukum. (12)
Dia mematuhi orang tuanya dan bukan orang sombong lagi durhaka (Qur'an 19:13).
وَحَنَانًا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا
Allah telah membiasakan Yahyâ dengan sifat belas kasih dan jiwa yang mulia serta mendidiknya untuk bertakwa. (13)
Yahya dipuji di dalam Quran dan Allah memberkahi hari ketika dia dilahirkan. (Qur'an 19:15).
وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا
Ia terpelihara dan terlindung dari bahaya pada hari kelahiran, kematian dan hari ia dibangkitkan hidup kembali. (15)
Yahya disebut sebagai orang yang benar, mulia. Qur'an 6:85, 
وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلْيَاسَ ۖ كُلٌّ مِّنَ الصَّالِحِينَ
Kemudian Kami memberi petunjuk kepada Zakariyyâ, Yahyâ, 'Isâ, dan Ilyâs. Semuanya termasuk dalam hamba-hamba Kami yang saleh. (85)
Ia diutus untuk menyampaikan firman Allah (3:39).
فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّـهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللَّـهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ
Doa Zakariyyâ dikabulkan. Ketika sedang menghadapkan diri kepada Allah di tempat ibadahnya, ia diseru oleh malaikat, "Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan memberikan anak bernama Yahyâ. Yahyâ percaya bahwa 'Isâ akan lahir, dengan kalimat(1) Allah, di luar kebiasaan proses kelahiran. Yahyâ dijadikan panutan untuk kaumnya dengan ilmu dan kesalehannya, dan dijadikan tidak tertarik kepada nafsu, serta dijadikan sebagai salah seorang nabi yang saleh." (1) Kalimat di sini adalah ungkapan "kun" (jadilah) yang diucapakan Allah saat menciptakan Nabi 'Isâ. (39)
Kisah Yahya diceritakan kembali oleh Ja'far pada Raja Abyssinia sebelum Migrasi ke Abyssinia